Page 25 - Perjuangan Pondok Pesantren Lirboyo Dalam Peristiwa 10 November 1945 Terbaru
P. 25

Kepasrahan inilah yang akhirnya membuahkan sesuatu yang jauh


        lebih bermakna. Bukan hanya tempat tinggal yang beliau peroleh, tapi

        juga “ladang nan subur” untuk menumbuhkan benih-benih keilmuannya,


        yakni Lirboyo. Semua bermula dari Kiai Sholeh yang sering lewat Desa


        Lirboyo jika hendak pergi ke sawahnya di daerah Semen, Kediri.

                       KH.  Abdul  Karim  mempunyai  delapan  keturunan.  Enam


               perempuan  dan  dua  laki-laki.  Kedua  keturunan  laki-laki  ini


               meninggal sejak masih muda. Kedelapan putri beliau adalah :


               1.  Nyai Hannah menikah dengan KH. Abdullah.

               2.  Nawawi (meninggal dunia saat menimba ilmu di Makkah).


               3.  Nyai Hj. Salamah menikah dengan KH. Manshur Anwar.


               4.  Abdullah (meninggal sewaktu masih muda).

               5.  Nyai Hj. Aisyah menikah dengan KH. Jauhari.


               6.  Nyai  Maryam  menikah  dengan  KH.  Marzuqi  Dahlan  (Penerus


                   Pondok Pesantren Lirboyo).

               7.  Nyai  Hj.  Zainal  menikah  dengan  KH.  Mahrus  Aly  (Penerus


                   Pondok Pesantren Lirboyo).


               8.  Nyai Hj. Qomariyah menikah dengan KH. Zaini, setelah KH. Zaini

                   wafat, beliau dinikahkan oleh KH. Marzuqi Dahlan


                   yang saat itu sudah berstatus janda.
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30