Page 31 - E-Modul Interaktif Sejarah Pergerakan Kebangsaan di Indonesia (HP)
P. 31
Materi
belenggu penjajahan yang telah lama hadir di Nusantara, hingga akhirnya
menjadi bangsa yang merdeka. Tahun 1908 dipercaya menjadi awal
terjadinya pergerakan nasional, karena ditandai dengan lahirnya cita-cita
nasional dan berdirinya organisasi modern (Siri dan Hamzah, 2022: 195).
Sementara itu, jika kita melihat ke belakang sebelum tahun 1908, perjuangan
melawan penjajah masih bersifat kedaerahan dan hanya terfokus pada
golongannya sendiri.
Hot Berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 di Batavia (Jakarta) menjadi
tonggak awal berdirinya organisasi pergerakan nasional. Organisasi yang
bergerak di bidang budaya dan pendidikan ini lahir dari pengalaman masa
lampau terkait perjuangan kedaerahan (lokal) yang tidak berjalan efektif.
Pada fase ini timbullah kesadaran akan kesatuan dan persatuan, serta
perjuangan secara terorganisir untuk mencapai tujuan bersama menjadi
bangsa yang merdeka. Sejak dibentuknya BU, perjuangan yang dulu hanya
menggunakan senjata, beralih melalui organisasi (perundingan). Meskipun
begitu, terdapat beberapa pihak yang tidak setuju tanggal berdirinya Budi
Utomo dianggap sebagai tonggak awal sejarah pergerakan nasional
Indonesia, karena BU sendiri hanya terfokus pada masyarakat Jawa dan
Madura.
Hot Terdapat tiga istilah yang akrab kaitannya dalam perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia, mulai dari pergerakan nasional,
kebangkitan nasional, dan kebangunan nasional. Namun, istilah yang paling
tepat untuk menggambarkan proses perjalanan dari berdirinya Budi Utomo
sampai kemerdekaan Indonesia (1908-1945) adalah pergerakan nasional.
Hal ini dikarenakan pergerakan nasional diartikan bergerak dalam proses
menuju bangsa Indonesia yang lebih baik dan mempunyai aksi, bukan
hanya sekedar satu peristiwa sejarah, sehingga kebangkitan dan
kebangunan nasional lebih cocok untuk menggambarkan awal pergerakan
saja.
Hot Lahirnya pergerakan nasional dan hadirnya kebijakan Politik Etis Belanda
tidak dapat dipisahkan, terutama terhadap salah satu programnya, yaitu
edukasi (pendidikan). Dengan didirikannya sekolah-sekolah oleh Belanda,
maka membuat banyak masyarakat bumiputra dapat menempuh
pendidikan, meskipun penerapannya sangat terbatas bagi masyarakat
biasa, berbanding terbalik bagi para kaum priayi dan bangsawan (Perdana
dan Pratama, 2022: 15). Masyarakat yang berhasil mendapat pendidikan
kemudian melahirkan golongan terpelajar. Golongan inilah yang bersifat
progresif, sadar akan nasib bangsanya sendiri, dan akhirnya membentuk
pelbagai organisasi semasa pergerakan nasional, seperti Budi Utomo.
19