Page 69 - E-Modul Interaktif Sejarah Pergerakan Kebangsaan di Indonesia (HP)
P. 69

Materi





            Alimin,  dan  Tan  Malaka.  Dalam  perjalanannya,  terjadi  perbedaan  antara  SI

            pimpinan  Cokroaminoto  (kelompok  Islam)  dan  Semaun  (kelompok  marxis),
            terutama  terkait  pandangan  dasar  (ideologi)  dan  pembentukan  organisasi
            Sarekat Buruh. Hal ini bisa terlihat dari terjadinya perbedaan pendapat yang
            tidak  ada  titik  temu  atas  setiap  rapat  SI.  Cokroaminoto  dan  kawan-kawan

            kemudian mengusulkan sebuah kebijakan di tubuh SI, yakni anggota SI tidak
            boleh  memiliki  keanggotaan  rangkap,  tetapi  harus  memilih  Sarekat  Islam
            atau  ISDV.  Oleh  karena  itu,  pada  tahun  1920  terjadi  perpecahan
            sesungguhnya  di  SI,  antara  SI  Merah  yang  mengikuti  Semaun  dan  SI  Putih

            yang mengikuti Cokroaminoto.



















                                        Henk Sneevliet dan Semaun (dari kiri ke kanan)
                                          Sumber: Kompasiana.com dan Kompas.com

            Hot  Selanjutnya,  pada  Kongres  ke-7  ISDV  tanggal  23  Mei  1920  atas  saran

            Semaun  nama  ISDV  (Indische  Sociaal  Demokratische  Vereniging)  diubah
            menjadi  Perserikatan  Komunis  Hindia  (PKH).  Tidak  lama  berselang,  PKH
            berganti nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

            3. Pemberontakan PKI 1926
            3 .   P e m b e r o n t a k a n   P K I   1 9 2 6
            Hot Pemberontakan PKI meletus di Pulau Jawa dan Sumatera, seperti Batavia,
            Banten,  dan  Priangan  pada  tanggal  12  November  1926.  Lalu,  Sumatera  Barat
            pada  1  Januari  1927.  Sehari  kemudian  pemberontakan  PKI  di  Batavia
            (Jakarta)  dapat  dihentikan,  disusul  di  Banten  dan  Priangan  pada  bulan

            Desember (Ricklefs, 2007: 371). Sementara itu, daerah Sumatera Barat pada
            4 Januari 1927.
            Hot  Gubernur  Jenderal  Hindia  Belanda  yang  kala  itu  menjabat,  Andries

            Cornelies Dir de Graeff, merespon dengan mengasingkan orang-orang yang
            dianggap  dapat  mengganggu  kekuasaan  Belanda,  dengan  tujuan  agar
            pemberontakan  baru  tidak  lahir.  Sebanyak  1.038  orang  ditangkap  dan

            diasingkan  ke  Digul,  Irian  Barat  (sekarang  Papua).  Selanjutnya,  Partai
            Komunis Indonesia dicap sebagai organisasi terlarang.






                                                                                                           57
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74