Page 75 - E-Modul Interaktif Sejarah Pergerakan Kebangsaan di Indonesia (HP)
P. 75
Materi
B. PNI (Partai Nasional Indonesia)
n
i
r
i
r
y
d
.
e
B
P
N
a
1
1. Berdirinya PNI I
Hot Pemberontakan PKI pada tahun 1926 s.d. awal tahun 1927 di Pulau Jawa
dan Sumatera terhadap Pemerintah Hindia Belanda dapat dikatakan gagal
total. Selain menyebabkan banyak anggota dan tokoh pemimpinnya
ditangkap, dipenjara, dan diasingkan, pemberontakan ini turut
mengakibatkan PKI dicap sebagai organisasi terlarang (Valentina, 2022: 39).
Terjadi semacam kekosongan organisasi di dunia pergerakan yang dengan
berani menentang Belanda semenjak eksistensi PKI memudar, sehingga
dibutuhkan wadah baru kaum nasionalis untuk melakukan perjuangan
(Kanumoyoso, 2018). Menurut Ricklefs (2008: 392), penumpasan PKI dan
mulai berkurangnya keaktifan Sarekat Islam (SI) menjadi jalan bagi lahirnya
organisasi berhaluan nasionalis.
Sejarah PNI: Partai Nasionalis Sukarno
Sumber: YouTube.com/Pinter Politik TV
Hot Pada malam hari tanggal 4 Juli 1927 di Regentsweg No. 22, Bandung
diadakan sebuah pertemuan antara 8 orang para tokoh bangsa, mulai dari
Sukarno, Cipto Mangunkusumo, Sunario, Iskaq Cokrohadisurjo, Sartono,
Budiarto Martoatmojo, Samsi Sastrowidagdo, dan Anwari yang rata-rata
merupakan anggota Algemeene Studie Club (Tirta, 1985: 42). Algemeene
Studie Club sendiri merupakan kelompok belajar yang didirikan Sukarno dan
kawan-kawan pada tahun 1925 ketika masih berkuliah di Technise
Hoogeschool te Bandoeng, yang tidak sebatas membahas pendidikan
anggotanya saja, tetapi turut membicarakan dunia pergerakan.
Hot Melalui pertemuan ini, disepakatilah untuk mendirikan sebuah partai
yang awalnya bernama Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Namun, Cipto
Mangunkusumo merasa keberatan atas pembentukan partai politik tersebut.
Ia menilai berdirinya PNI akan memancing reaksi keras dari Belanda, karena
dianggap sebagai pengganti PKI yang sebelumnya telah dicap sebagai
organisasi terlarang. Penolakan Cipto sebenarnya memang masuk akal,
karena Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Andries Cornelies Dir de
Graeff,
63