Page 7 - Sinar Tani Edisi 4104
P. 7
7
Edisi 24 - 30 September 2025 | No. 4104 Tahun LVI
Suara Hati mengatakan, padi, dibandingkan
Bantuan Benih
Mengenai benih bantuan, Nana
jumlahnya
meski
kecil, hanya 10 persen dari total luas
pertanaman
Produsen Benih Padi benih yang dijual di pasar bebas,
tapi juga berpengaruh terhadap stok
industri benih swasta. Apalagi kadang
permintaan benih bantuan oleh
pemerintah datangnya mendadak,
sehingga industri benih yang sudah
mempunyai perencanaan untuk
Kalangan pelaku pasar benih komersial menjadi
kesulitan.
usaha perbenihan “Sekarang karena alasan
padi berharap refocusing, permintaan bantuan
benih pemerintah datangnya ujug-
pemerintah ujug. Kalau seperti ini kasihan industri
mengevaluasi sistem benih, mereka harus mengubah
perencanaan pasar,” ujarnya. Padahal
perbenihan nasional. lanjut Nana, saat memproduksi benih,
Dari mulai regulasinya, produsen sudah menyiapkan alokasi
pasar untuk program pemerintah
penyediaan benih dan pasar bebas.
Untuk pasar bebas, produsen
sebar hingga biasanya selalu mengevaluasi
program bantuan pasarnya, sedangkan program
benih yang pemerintah mereka tidak bisa
mengevaluasi. Apalagi permintaan
ketersediaannya dari datangnya mendadak. Karena itu,
industri swasta. Suara Nana mengusulkan, agar APBN
hati produsen benih bantuan benih sifatnya multi year,
sehingga produsen benih pun bisa
disampaikan Sekjen mengantisipasi permintaan untuk
Asosiasi Perbenihan benih bantuan. benih bantuan
Soal
harga
Indonesia (Asbenindo), Nana juga berharap pemerintah
Nana Laksana Ranu. menaikkan. Saat ini harga benih
bantuan dalam e-katalog pemerintah
hanya Rp13.400/kg. Sedangkan harga
benih padi di pasar bebas mencapai
Rp 18-20 ribu/kg. Karena itu, Nana
pemerintah menerbitkan UU berharap, pemerintah mau menaikan
Cipta Kerja, sebenarnya kalangan harga benih, sehingga memicu
industri benih sudah berharap ada produsen untuk memproduksi benih
perbaikan regulasi dan kemudahan yang lebih berkualitas.
investasi. “Tapi kenyataannya tidak. Sementara itu kepada
Kita ingin bagaimana regulasi petani, Nana juga berpesan agar
itu disederhanakan, ingat bukan menggunakan benih berkualitas.
dimudahkan,” tegasnya. Salah satunya saat membeli benih
Ia mencontohkan, ada beberapa memperhatikan diskripsi benih.
tahapan dalam pelepasan benih “Kalau bahasa sederhananya,
yang seharusnya tidak perlu bagaimana petani menggunakan
sebaiknya dihilangkan, seperti benih yang punya KTP. Benih yang
masalah administrasi. Sebab, untuk yang berkualitas itu yang memiliki
pelepasan benih baru menurut Nana, KTP atau deskripsi,” katanya.
eran benih dalam dunia lembaga penelitian tersebut. Padahal memerlukan biaya cukup besar Benih berkualitas menurut
pertanian sangatlah untuk mendapatkan benih sumber, untuk biaya uji adaptasi, kemudian Nana, adalah varietas benih yang
esensial. Karena itu, produsen benih mengadopsi varietas biaya pembuatan propsoal untuk sudah pemerintah lepas. Salah
ketersediaan benih padi dari lembaga penelitian padi sidang. satu syarat benih padi bisa dilepas
menjadi penting pemerintah yang saat ini bernama “Kami kalangan industri dalam adalah mempunyai potensi hasil
Puntuk mendukung BRMP Padi. “Karena terkait APBN, memproduksi benih yang pasti tidak hingga 9 ton/ha, jauh di atas rata-
upaya pemerintah mencapai produksinya menjadi terbatas,” akan mengorbankan mutu benih. rata produktivitas padi nasional yang
swasembada pangan. Namun di sisi ujarnya. Karena usaha perbenihan adalah hanya 5 ton/ha. Artinya, ada selisih
lain, kalangan industri masih sulit Karena itu, dirinya menyarankan investasi jangka panjang, sehingga yang cukup besar.
mendapatkan benih sumber dari ke depan, pemerintah bisa produsen benih pasti taat terhadap “Jadi saya ingatkan supaya petani
lembaga penelitian pemerintah yang menyerahkan kewenangan peraturan,” tuturnya. menerapkan budiaya padi yang
kemudian akan diperbanyak menjadi memproduksi benih sumber kepada Sebab lanjut Nana, produsen benar, pupuk yang benar dan benih
benih sebar. BUMN Benih seperti PT Sang Hyang swasta tidak memproduksi benih yang bermutu, sehingga bisa tecapai
Nana mengaku beberapa tahun Seri (SHS) yang sudah mempunyai dalam jumlah kecil tapi volume potensi hasilnya. Kalau produktivitas
lalu dirinya pernah sepakat dengan kompetensi dan kemampuan. sangat besar, bahkan ada yang naik 1-2 ton/ha saja, cukup lumayan
Balai Penelitian Padi Kementerian Nantinya perusahaan plat merah sampai 15 ribu ton. Untuk itu, menambah produksi padi nasional,”
Pertanian untuk bisa mendapatkan tersebut bisa bekerjasama dengan perlu dana besar, teknologi dan tuturnya seraya mengingatkan agar
benih sumber, bahkan dijanjikan swasta dalam menyediakan benih perencanaan. Karena itu yang petani menggunakan benih padi
beberapa varietas. Namun ketika sumber. dibutuhkan produsen benih swasta berlabel biru.
akan menindaklanjuti kesepakatan “Saya setuju ke depan PT SHS adalah aturan yang menguntungkan Hal lain yang Nana ingatkan
tersebut, ternyata benih sumbernya hanya memproduksi benih sumber, semua pihak, termasuk petani dan kepada petani adalah jangan
tidak ada. sehingga ketika swasta memerlukan pelaku usaha. membeli benih padi sembarangan,
“Karena produsen benih dijanjikan benih sumber tidak lagi kesulitan. Hal lain yang menarik perhatian apalagi melalui marketplace. Sebab
beberpa varietas, waktu itu saya Jadi pemerintah perlu memberikan Nana adalah ketika Menteri Keuangan dikhawatirkan benih padi yang dijual
sempat tanyakan, apakah ada benih kewenangan kepada SHS untuk menarik dana di Bank Indonesia dan tersebut tidak jelas asal usulnya.
sumbernya? Ternyata jawabannya memproduksi benih sumber,” ujarnya menyalurkan dana sebanyak Rp 200 “Kalau pas tanam hasilnya bagus,
tidak ada, karena sudah disebarkan saat Festival Benih Padi Berkualitas, triliun ke perbankan pemerintah. alhamdulillah. Tapi kalau jelek tidak
ke UPT Balai Penelitian di daerah,” Hasil Panen Melimpah di lahan PT. Bagi Nana, hal ini peluang bagi ada tempat mengadu,” katanya.
tuturnya. SHS, Sukamandi, Rabu (17/9). produsen benih untuk menyerap Apa yang diungkapkan Nana
Keterbatasan produksi sumber Hal lain yang menjadi sorotan dana pemerintah tersebut. Apalagi menjadi penyambung suara industri
benih tersebut, menurut Nana, Asbenindo adalah regulasi dana tersebut adalah pinjaman non benih nasional kepada pemerintah.
karena keterbatasan anggaran untuk perbenihan nasional. Saat komersial. Yul