Page 14 - Sinar Tani Edisi 4105
P. 14
14 Edisi 8 - 14 Oktober 2025 | No. 4105 Tahun LVI A GRI F AMILY
Pemanis Alternatif,
Stevia Lebih Aman
bagi Kesehatan
Publik sempat dihebohkan di
media sosial dengan pernyataan
seorang figur publik yang menyebut
konsumsi stevia dalam jangka
panjang berbahaya dan bisa memicu
diabetes hingga kanker. Benarkan
mengonsumsi stevia yang selama
ini dianggap sebagai pemanis yang
aman bagi penderita diabetes justru
berbahaya?
rof Nuri Andarwulan, Klaim Terlalu Dini harus dipahami sebagai bahan (GI) makanan. GI merupakan
Guru Besar IPB University Terkait isu stevia menyebabkan tambahan pangan, bukan pengganti indikator seberapa cepat makanan
dari Departemen Ilmu kanker, Prof Nuri menilai klaim gula sepenuhnya. “Gunakan pemanis berkarbohidrat meningkatkan kadar
dan Teknologi Pangan tersebut terlalu dini. “Hubungan untuk mengurangi konsumsi gula, gula darah dalam tubuh. Dengan
sekaligus peneliti South- antara pemanis buatan dengan bukan menggantinya seratus persen, GI yang rendah, stevia berdampak
PEast Asia Food And kanker masih sebatas hipotesis. karena tubuh tetap membutuhkan pada penurunan kadar gula darah
Agricultural Science And Technology Belum ada bukti ilmiah yang kuat gula. Semua regulasi terkait pemanis dalam tubuh, meski dalam tingkatan
Center (SEAFAST) dengan tegas dan diakui secara internasional dapat diakses secara terbuka rendah.
membantah klaim tersebut. Stevia yang menyatakan pemanis buatan, melalui laman BPOM,” katanya Bagi yang suka membuat
itu menurutnya, masuk ke kelompok apalagi pemanis alami seperti stevia, mengingatkan. makanan, stevia bisa digunakan
pemanis alami. Senyawanya, menyebabkan kanker,” tegasnya sebagai pengganti gula biasa untuk
yaitu steviol glikosida, diekstrak seperti dikutip dari laman IPB Pemanis Buatan masakan rumahan dan kue. Namun,
dan dimurnikan dari daun Stevia University. Perlu diketahui gula stevia berasal perlu diketahui juga, jika gula jenis
rebaudiana. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dari tanaman stevia rebaudiana yang ini tidak dimasak dengan cara yang
Bahkan kata Prof. Nuri, di Indonesia konsumsi pemanis diatur secara ditemukan ahli botani bernama tepat, stevia bisa menimbulkan rasa
penggunaannya sudah diregulasi oleh ketat melalui batas aman harian atau Antonio Bertoni pada 1887. Sejak pahit.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Acceptable Daily Intake (ADI). ADI itu, masyarakat di Paraguay dan Ketika mengganti gula biasa
(BPOM) dan mengikuti standar Codex adalah jumlah maksimum yang bisa Brazil menggunakan stevia sebagai dengan stevia, makanan yang diolah
Alimentarius Commission, badan dikonsumsi setiap hari sepanjang pemanis buatan. dengan cara dipanggang tidak
pangan dunia di bawah Perserikatan hayat tanpa menimbulkan risiko Ternyata, di dalam daun stevia memiliki rasa dan tekstur yang sama
Bangsa Bangsa (PBB). kesehatan. Angka ini ditetapkan oleh mengandung senyawa bercita dibanding menggunakan gula biasa.
Ia menegaskan, hingga saat ini para ahli melalui Codex dan diadopsi rasa manis, yaitu stevioside dan Sebab, stevia mengalami proses
belum ada bukti ilmiah maupun oleh BPOM. rebaudioside. Bahkan rasa manisnya reaksi yang memicu terjadinya
pernyataan resmi dari World Health Meski begitu, aturan ini berlaku diklaim ratusan kali lipat lebih tinggi perubahan warna jadi cokelat
Organization (WHO) yang menyebut untuk masyarakat umum yang daripada gula biasa. Karena rasanya keemasan dan sedikit rasa pahit.
pemanis non-nutritif, termasuk sehat. “Untuk kelompok sensitif yang sangat manis, penggunaan Stevia juga menambah tekstur
stevia, berbahaya jika dikonsumsi atau dengan kondisi kesehatan gula stevia tidak sebanyak gula pasir. makanan yang dipanggang menjadi
dalam jangka panjang. Justru khusus, sebaiknya menghindari Cara tersebut menyumbang lebih lebih keras.
sebagian besar data menunjukkan bahan tambahan pangan, termasuk sedikit kalori dalam tubuh, sehingga Terlepas dari manfaat stevia
adanya risiko penyakit tidak menular, pemanis,” tambahnya. tidak berdampak pada berat badan sebagai pengganti gula. Untuk
terutama diabetes, lebih banyak Prof Nuri juga mengingatkan secara signifikan. Karena lebih meminimalisir rasa pahit yang
terkait dengan pemanis buatan pentingnya kehati-hatian figur publik rendah kalori ketimbang gula biasa, ditimbulkan stevia, dalam membuat
sintetik, bukan pemanis alami seperti dalam menyampaikan informasi gula stevia juga tidak mengandung makanan bisa menggunakan
stevia. kesehatan. Untuk itu, seorang karbohidrat, sehingga baik di- campuran gula biasa berskala
Menurutnya, penyebab content creator atau influencer perlu konsumsi pengidap diabetes. 1:1. Menurut Food and Drug
meningkatnya risiko diabetes bukan menyusun materi dengan Sementara karbohidrat bisa Administration (FDA), batas
semata dari stevia, melainkan pola matang. Sebab, jika informasi memicu kenaikan glukosa atau maksimal penggunaan harian stevia
makan berlebih. Pemanis buatan yang disampaikan keliru, maka kadar gula darah secara signifikan. adalah 4 miligram per kilogram berat
atau pemanis alami biasanya tidak masyarakat bisa salah paham. Itu sebabnya, pengidap diabetes badan.
memberikan sensasi manis utuh “Pemerintah dan akademisi akhirnya disarankan mengurangi asupan Stevia juga tidak memicu efek
seperti gula. Akibatnya, orang harus mengklarifikasi, yang tentu karbohidrat untuk menstabilkan samping jika hanya digunakan
cenderung mencari makanan menghabiskan tenaga, waktu, serta kadar gula darah. sebagai pemanis buatan untuk
tambahan lain, sehingga asupan biaya,” ujarnya. Alasan lainnya, gula stevia lebih masakan. Sederhananya, mengon-
kalori berlebih yang memicu obesitas Prof Nuri menegaskan bahwa baik bagi penderita diabetes karena sumsi gula stevia lebih menyehatkan
dan berujung diabetes. pemanis, baik alami maupun buatan, efektif menurunkan indeks glikemik ketimbang gula biasa. Yul

