Page 13 - E-MODUL SEMPRO_NUR KHOLIJA HARAHAP_A1C320017
P. 13

partikel, dan harus ditolak. Status yang dapat direalisasikan secara fisik sesuai dengan solusi

               “terintegrasi-persegi” pada persamaan Schrödinger.

                       Misalkan ada suatu fungsi gelombang ternormalisasi untuk waktu t = 0. Bagaimana

               memastikan bahwa itu akan tetap normal, seiring berjalannya waktu dan berubah? (tidak
               dapat terus menormalkan kembali fungsi gelombang, karena A kemudian menjadi fungsi t,

               dan  tidak  lagi  memiliki  solusi  untuk  persamaan  Schrödinger.)  Untungnya,  persamaan

               Schrödinger  memiliki  sifat  yang  secara  otomatis  mempertahankan  normalisasi  fungsi
               gelombang  tanpa  fitur  penting  ini  persamaan  Schrödinger  tidak  akan  kompatibel  dengan

               interpretasi  statistic,  dan  seluruh  teori  akan  runtuh.  Jadi  sebaiknya  berhenti  sejenak  untuk

               bukti yang cermat tentang poin ini:

                       ∫ +∞   | (x, t) |  dx = ∫ +∞      2                                      (1.16)
                                                 | (x, t) |  dx
                                   2
                       −∞                 −∞     
               [Perhatikan  bahwa  integral  adalah  fungsi  baru  dari  t,  jadi  kita  menggunakan  turunan  total
               (  /    ) pada suku pertama, tetapi integral adalah fungsi dari x dan juga t, jadi turunan parsial

               (  /    ) di yang kedua.] Menurut aturan perkalian,

                      =     =       +                                    
                                         
                                  
                        2
                    t        t             t     t 
               Sekarang persamaan Schrödinger mengatakan bahwa


                        i    2    V                                                      (1.18)
                                     i
                   t    2 m  x 2   


               Dan karenanya juga (dengan mengambil konjugasi kompleks persamaan(1.4))


                          i    2     V                                                (1.19)
                                        i
                                             
                    t     2 m  x 2   

               Jadi :


                       2   i       2       2             i                            (1.20)
                                                   
                              
                                                         
                   t      2 m    x 2    x 2      x 2 m     x    x       
                                                         
                                                         
                              
                                                   
               Integral (persamaan 1.6) sekarang dapat dievaluasi secara eksplisit :
                   d       dxtx,  2    i                                     (1.21)
                                                          
                                         
                   dt              2 m    x     x       
                                                          
                                        
                                                           10
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18