Page 34 - Kumpulan jurnal Pengamatan Kura-kura Kelas A
P. 34
4. Ketebalan Bersembunyi 9 cm
dibawah semak
5. Kedalaman mengubur 8 cm
didalam lumpur
Pada tabel 3 diatas dapat dilihat data lingkungan kura-kura batok dimana saat berenang kedalamnya
rata-rata sebesar 5,25 cm,kedalaman air 7,6 cm ,kedalaman lumpur 45,5 cm,ketebalan bersembunyi dibawah
Semak 9 cm dan kedalaman mengubur didalam lumpur ratarata 8 cm.menurut (Nurani et al., 2023) kura-kura
cenderung sering beristirahat dibawah serasah atau Semak belukar hal itu karena untuk melindungi kura-
kura dari ancaman predator ataupun manusia. Banyak kura-kura menghabiskan waktu beristirahat. Kura-kura
suka bersembunyi di tempat yang benar-benar terlindungi karena mereka merasa aman di sana. Kelumpuhan
dapat terjadi pada kura-kura jika tidak mendapatkan tempat yang cukup untuk berlindung.kura-kura
cenderung beredam didalam lumpur dan berenang agar suhu kura-kura tetap stabil,Menurut (Nurani et al.,
2023) Karena sifat poikiloterm hewan reptil, kura-kura berendam untuk menjaga suhu tubuhnya stabil.Karena
fakta bahwa suhu yang lembab dapat meningkatkan kelembapan, kura-kura menyukai tempat yang bersuhu
lembab. adaptasi dengan keadaan tubuh mereka. Karena kura-kura adalah jenis hewan berdarah dingin yang
perlu menyesuaikan suhu tubuhnya dengan kondisi alam. Selain itu, kura-kura digunakan untuk beristirahat
di tempat kering gelap. (Badaruddin E, 2015) menjelaskan tempat tinggal kura-kura adalah semi-akuatik
dengan suhu yang lembab karena kura-kura tidak menyukai hawa panas..Habitat semi akuaktik ini tergolong
salah satunya adalah sawah.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari hasil kegiatan pengamatan aktivitas Kura-kura batok (Cuora amboinensis) dapat disimpulkan
pola aktivitas kura-kura dipengaruhi oleh faktor lingkungan, rata-rata suhu normal lingkungan pada pagi
hari 27,64°c sedangkan pada siang hari rata-rata suhunya 33,66°c dan pola aktivitas pergerakan kura-
kura batok ini paling banyak diarea daratan naungan dengan presentase 5 ekor pada pagi hari dan siang
hari 3 ekor. dengan Sebagian besar waktu digunakan untuk aktivitas beristirahat dan bergerak bebas.
untuk Aktivitas kawin kura-kura tidak dapat diamati pada penelitian ini,karena sensitivitas yang sangat
tinggi dengan kehadiran individu asing termasuk manusia.
4. 2 Saran Dalam
penelitian ini belum seutuhnya sempurna terutama bagi penulis maka perlu ditingkatkan lagi
pengetahuan tentang aktivitas pola perilaku kura-kura, agar nanti menganalisis data secara observasi
tidak terjadi kesalahan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr Bhakti Karyadi,M.pd. dan Asisten dosen Atas bantuan dan
bimbingannya dalam proses pengambilan data aktivitas pola perilaku kura-kura ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badaruddin E, D. A. (2015). Jenis, perilaku, dan Habitan Turpepel (Caura amboinensis) di Sekita Sungai
Wairuapa desa Waimital Kecamatan Kairatu, Seram Bagian Barat. Hutan Tropis, 3.
Hermawan, C. (2023). ANALISIS FILOGENI KURA-KURA BATOK (Cuora Amboinensis) WILAYAH INDONESIA
TIMUR (AMBON, LUWU, DAN GORONTALO) BERBASIS SEKUEN GEN CYTOCHROME B. Jurnal Biosense,
6(01), 26–46. https://doi.org/10.36526/biosense.v6i01.2602
Irmawati, E., Ruyani, A., & Primaryani, A. (2017). Studi Kawasan Konservasi Di Kolam Taman
Pintar Sebagai Bahan Ajar Lks Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Diklabio: Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi, 1(1), 54–64.
https://doi.org/10.33369/diklabio.1.1.54-64
Park, P. B., Yuliana, K., Ariska, I., Valadiza, D., & Saputra, A. (2021). Aktivitas Pola Perilaku Kura-Kura
Ambon ( Cuora amboinensis ) Di Taman Burung Palembang Activity Patterns of Ambon Tortoise (
Cuora amboinensis ) Behavior At The. 295–302.
Sari, I. I., Ruyani, A., & Yani, A. P. (2019). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik
30