Page 46 - Perspektif Agraria Kritis
P. 46
Teori, Kebijakan, dan Kajian
delivery dan legalisasi aset (lahan) kepada subyek penerima.
Namun, hal itu juga harus didukung pula dengan upaya access
reform melalui dukungan pasca reform, misalnya dengan
memberikan akses permodalan, penguatan budidaya, bantuan
saprotan dan saprodi, penanganan panen, pasca panen, hingga
pasar. Dukungan ini menjadi penting untuk menjaga
keberlanjutan dampak program reforma agraria bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin yang umumnya
bermukim di pedesaan.
Artinya, penting untuk ditekankan bahwa reforma
agraria bukan sekedar bagi-bagi lahan, melainkan juga suatu
upaya perbaikan struktural untuk mengatasi ketimpangan
struktur agraria. Apalagi saat ini, masih dijumpai tingginya
ketimpangan struktur agraria yang berdampak pada
merebaknya konflik agraria hampir di seluruh wilayah
Indonesia, utamanya terkait dengan pemilikan, penguasaan,
dan pemanfaatan atas sumber-sumber agraria. Dengan kata
lain, reforma agraria juga harus mampu menyelesaikan
masalah konflik agraria.
Kompleksitas masalah agraria tercermin melalui
hubungan antara manusia dengan sumber-sumber agraria
maupun relasi dengan sesama manusia. Masalah agraria dapat
dikerucutkan menjadi persoalan akses dan aset yang
kemudian secara luas terkait erat dengan persoalan
kepemilikan lahan, persaingan atau konflik akses dan aset,
pembentukan kelas, diferensiasi, maupun struktur agraria,
yang semuanya menjadi bagian dalam perubahan sosial-
ekologi agraria. Memahami kesemua ini tentu memerlukan
beragam sudut pandang dan kerja sama banyak pihak guna
memperoleh solusi terbaik.
Pada akhirnya, IPB harus menjadi bagian dari solusi
bagi bangsa ini, dan hadirnya buku ini menjadi salah satu
sumbangan besar bagi peletakan dasar-dasar pemahaman
xlv