Page 26 - Modul Dasar-dasar pewarisan sifat
P. 26
Genetika Klasik
Dalam genetika klasik, para ilmuwan prihatin dengan gen, mutasi, dan
fenotipe. Penelitian ini dimulai dengan penataan gen pada kromosom dan
penularannya ke generasi berikutnya melalui meiosis, metode yang
menghasilkan mutasi dan mengidentifikasi mutan, serta berbagai pola
pewarisan untuk menghasilkan sifat atau fenotipe tertentu.
Gambar 1.6 Mendel
bekerja dengan
tanaman kacang
polong. Dia
mengamati tujuh ciri
tanaman masing-
masing dengan dua
orm terpisah yang
memengaruhi atribut
benih, polong, dan
batang. Misalnya,
semua tanaman
memiliki biji bulat
atau keriput, polong
penuh atau sempit,
atau polong kuning
atau hijau.
Gregor Mendel menerbitkan aturan dasar pewarisan pada tahun 1866,
yang menjelaskan eksperimen pemuliaan yang dikontrol dengan cermat
dengan tanaman kacang polong, Pisum sativum. Saat itu, peran kromosom
dan gen dalam pewarisan dan penghasil suatu sifat masih 50 tahun ke depan.
Namun, Mendel dengan tepat membuat hipotesis bahwa sifat-sifat seperti
warna polong dikendalikan oleh unsur-unsur genetik yang sekarang kita sebut
gen (gbr. 1.6). Bentuk alternatif dari gen disebut alel, yang dapat memberikan
karakteristik yang berbeda pada organisme. Genotipe suatu organisme
mengacu pada kombinasi alel yang dikandungnya, dan fenotipe adalah
karakteristik yang ditunjukkannya. Semua istilah dan konsep ini dijelaskan lebih
rinci di bab selanjutnya.
Mendel juga memperkirakan bahwa organisme dewasa memiliki dua
salinan dari setiap gen (keadaan diploid); gamet hanya menerima satu dari
23