Page 24 - PATU2025_EBOOK_PUYUHPETELUR_4_
P. 24
Puyuh Petelur
Coturnix Coturnix Japonica
pada fase ini mengandung protein sedikit lebih rendah (sekitar 20–22%), namun tetap
seimbang dalam kandungan energi. Ukuran partikel pakan tetap kecil untuk mendukung
pertumbuhan dan asupan pakan yang baik. Durasi pencahayaan dapat dikurangi menjadi
sekitar 16–18 jam per hari, sementara akses ke air bersih tetap harus terjaga. Pemantauan
kesehatan terus dilakukan untuk mencegah masalah yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan burung (Badaru et al., 2023). Pada fase bertelur (6
minggu ke atas), fokus utama adalah memaksimalkan produksi telur dan menjaga kualitas
telur. Burung pada fase ini memerlukan kandang atau petak yang cukup luas, dengan area
bertelur yang memadai serta ventilasi yang baik. Pakan yang diberikan sebaiknya
mengandung sekitar 20% protein dengan tambahan kalsium yang tinggi untuk
mendukung pembentukan cangkang telur. Suplementasi dengan fitobiotik seperti ekstrak
daun noni atau tepung daun Moringa yang difermentasi terbukti dapat meningkatkan
ketebalan cangkang telur dan kinerja bertelur secara keseluruhan (Hasanuddin et al.,
2023; Lumbantobing et al., 2024; Lata & Mondal, 2025). Selain itu, pencahayaan selama
16–18 jam per hari diperlukan untuk merangsang proses bertelur, dan telur harus
dikumpulkan secara rutin untuk menjaga kebersihan dan mengurangi kerusakan.
Pemantauan terhadap kesehatan saluran reproduksi juga harus dilakukan, karena
perubahan histologis pada mukosa vagina dapat memengaruhi kualitas telur dan proses
pengeluarannya (Thakur et al., 2024).
Selain itu, beberapa pertimbangan manajerial tambahan perlu diperhatikan,
seperti pengelolaan kualitas pakan dan biaya yang terkait. Pakan merupakan biaya
terbesar dalam budidaya puyuh petelur, sehingga penggunaan bahan pakan lokal dan
suplemen seperti tepung daun Moringa oleifera dapat membantu mengurangi biaya dan
meningkatkan pemanfaatan nutrisi tanpa mengorbankan performa (Lumbantobing et al.,
2024; Lata & Mondal, 2025). Ukuran partikel pakan yang kecil (sekitar 2 mm) sangat
penting dalam meningkatkan asupan pakan, laju pertumbuhan, dan tingkat bertelur.
Pengendalian lingkungan, termasuk suhu, kelembaban, dan ventilasi, harus dioptimalkan
untuk mengurangi stres dan mencegah penyakit. Langkah-langkah biosekuriti yang ketat
juga sangat penting untuk mencegah wabah penyakit, dan pencatatan yang baik mengenai
asupan pakan, laju pertumbuhan, produksi telur, dan kesehatan sangat membantu dalam
memantau kinerja peternakan dan membuat keputusan manajerial yang tepat. Dengan
19

