Page 35 - PATU2025_EBOOK_PUYUHPETELUR_4_
P. 35

Puyuh Petelur
                  Coturnix Coturnix Japonica


                  Dapat juga mesin tetas telur ayam ras itu diubah rak telurnya terlebih dahulu, diberi sekat-
                  sekat membujur sesuai ukuran telur puyuh untuk memudahkan pengaturan dan pemutaran

                  telur
                         Selama masa penetasan, telur perlu diputar 90°. Dalam sehari diputar 2-1 kali.

                  Porrmutaran  telur  sangat  penting  setelah  3-4  hari  pertama  Bila  pemutaran  telur  tetas

                  kurang  maka  akan  mengakibatkan  embrio  tumbuh  abnormal.  Bisa  terjadi  pelekatan
                  embrio  pada  dinding  kerabang  sehingga  mengakibatkan  kematian  embrio.  Program

                  penetasan tergantung pada temperatur dan kelembaban di dalam mesin tetas.

                   Hari Penetasan      Temperatur          Temperatur          Kelembapan
                   0-12 Hari           101°F               38,3°C              87%

                   13-15 Hari          102°F               39°C                87%
                   16-17 Hari          102°F               39°C                90%

                  Untuk menetas, telur burung puyuh membutuhkan waktu sekitar 380 jam atau 15,60 hari,

                  dihitung dari saat telur tetas dimasukkan sampai telur tersebut menetas dengan sendirinya.
                  Kemudian diperlukan waktu 5 jam lagi agar anak burung puyuh kering bulunya dan siap

                  dipindah ke brooder. Jadi rata-rata waktu petetasan sebuah telur burung puyuh adalah 16-
                  17. Telur tetas hasil perkawinan inbreed kadang-kadang membutuhkan waktu yang lebih

                  lama, antara 18-19 hari. Anak burung puyuh yang lemah, mengalami kesulitan untuk

                  keluar dari kerabangnya, tidak perlu dibantu karena pada akhirnya nanti tidak sehat dan
                  lemah.

                      C.  Kematian Embrio di Masa Penetasan
                         Kematian embrio di waktu penetasan sering terjadi, yaitu pada waktu kritis selama

                  masa penetasannya. Terdapat 2 masa kritis di dalam masa penetasan, yaitu:
                     1.  Mulai 3 hari pertama masa penetasan.

                     2.  Pada  2  hari  terakhir  masa  penetasan,  saat  telur-telur  tersebut  akan  menetas

                         (hacthing).
                         Kematian  embrio  yang  cukup  tinggi  pada  umumnya  disebabkan  embrio  tidak

                  mampu membentuk organ-organ penting atau organ-organ penting tersebut tidak dapat

                  berfungsi sempurna. Penyebab kematian embrio pada saat-saat kritis antara lain:
                       1.  kekurangan zat-zat tertentu di dalam pakan untuk induk burung puyuh.

                       2.  Gagal mengabsorbsi yolk sacc (kantung kuning telur).
                       3.  Gagal memakai albumin yang tersisa.





                                                           30
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40