Page 38 - PATU2025_EBOOK_PUYUHPETELUR_4_
P. 38

Puyuh Petelur
                  Coturnix Coturnix Japonica


                      D.  Pengaturan Suhu dan Kelembaban Mesin Tetas
                         Penetasan telur burung puyuh tidak berbeda dengan penetasan telur ayam.

                         Termometer  untuk  mengukur  suhu  di  dalam  mesin  tetas  sebaiknya  diletakkan
                  sejajar  dengan  ujung  telur  tetasnya.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  termometer  tersebut

                  menunjukkan suhu tepat di area telur-telur tersebut secara horizontal.

                     1.  Kelembaban tidak boleh kurang dari 70%. Di masa hatching kelembaban harus
                         dinaikkan  agar  penetasan  lebih  lancar  Hal  itu  dapat  dilakukan  dengan

                         menyemprotkan kabut ar pada ruang mesin tetas pada hari ke 15-16, saat telur
                         hampir menetas.

                       2.  Temperatur rata-rata di dalam mesin tetas adalah 38,3° Celsius (101° Fahrenheit)

                           sampai  39°  Celsius  (102°  Fahrenheit).  Temperatur  jangan  sampai  lebih  dari
                           39,4° Celsius (103° Fahrenheit).


                  Pemutaran telur tetas:

                      1.  Sejak hari ketiga di dalam mesin tetas, telur harus mulai diputar atau dibolak-

                         balik, paling sedikit 3 kali sehari. Lebih baik apabila diputar lebih dari 3 kali setiap
                         hari.

                      2.  Untuk mudah mengingat apakah sudah diputar atau belum, tandal telur dengan
                         pensil pada ujung yang tumpul.

                      3.  Mulai hari ke-14, jangan diputar lagi. Diamkan sampai hari penetasan tiba. Mesin
                         tetas jangan dibuka-buka karena akan menurunkan kelembaban di dalam ruangan

                         mesin tetas sehingga akan mengganggu proses selanjutnya.

                  Faktor-faktor ponycbab kegagalan penetasan dengan mesin lelas:
                      1.  Umumnya  terjadi  pada  mesin  tetas  buatan  orang  yang  belum  berpengalaman.

                         Kegagalan jarang terjadi pada mesin telas yang diperdagangkan di pasar karena
                         telah diukur dan diuji coba lebih dahulu kestabilannya).

                      2.  Di dalam pembuatan mesin tetas harus diperhatikan hal-hal berikut:
                      a.  Ventilasi lancar sehingga udara segar dapat masuk ke dalam mesin telas.

                      b.  Temperatur di dalam ruang tetas harus stabil sesuai kebutuhan.

                      c.  Panas harus merata ke seluruh ruangan di dalam mesin tetas.










                                                           33
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43