Page 37 - PATU2025_EBOOK_PUYUHPETELUR_4_
P. 37

Puyuh Petelur
                  Coturnix Coturnix Japonica


                      10. Kesalahan dalam memutar Ielur atau kurang dalam memutar telur selama masa
                         kritis.

                      11. Rasio pejantan dan betina tidak mencukupi.
                      12. Pejantan sudah terlalu tua atau sedang tidak sehat.

                      13. Pejantan kelelahan. Sebaiknya pejantan digilir 5-7 hari sekali.

                      14. Untuk mendapatkan telur tetas yang fertil (berisi benih) hendaknya setiap 5-6 ekor
                         burung puyuh betina diberi seekor burung puyuh jantan. Fertilitas tertinggi adalah

                         setiap 2-3 ekor betina diberi satu ekor pejantan. Namun bila kebanyakan pejantan
                         maka akan sering terjadi perkelahian dan kurang ekonomis.

                         Pengaruh  rasio  pejantan  dengan  betina  terhadap  fertilitas  telur  tetas  dan  daya

                  tetasnya apabila diberlakukan kawin
                  kelompok:

                                  Rasio    Periode Satu                   Periode Dua
                                  antara   Jumlah  Fertilitas  Daya       Jumlah  Fertilitas  Daya
                        Group
                                  Jantan,   Telur               Tetas     Telur               Tetas

                                  Betina
                        1.        1 : 1    367       76,5%      86,4%     247       87,0%     81,9%

                        2.        1 : 2    408       82,1%      82,4%     434       82,7%     92,5%

                        3.        1 : 3    497       61,0%      79,9%     430       64,0%     87,3%
                        4.        1 : 4    525       44,4%      77,7%     472       51,9%     86,1%

                        5.        1 : 5    684       64,5%      78,2%     605       67,4%     87,3%

                        6.        1 : 6    603       71,5%      79,6%     521       12,7%     84,8%
                        Sumber dari Woodard Α.E. (1973)


                      15. Temperatur  di  dalam  masa  penetasan  naik-turun  atau  listrik  mali  borkali-kali

                         dalam waktu yang relatil singkat.
                      16. Kelembapan di dalam mesin tetas tidak mencapai standar, terutama pada 2 hari

                         terakhir, menjelang waktu penetasan.

                      17. Sanitasi mesin tetas jelek, tidak difumigasi sebelum dipakai.
                      18. Karena telur yang akan ditetaskan terkena air

                      19. Telur  tetas  disimpan  pada  temperatur  kamar.  Sebaiknya  disimpan  dalam

                         temperatur 13-15° Celsius.




                                                           32
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42