Page 5 - BUKU AJAR PERKAWINAN DALAM ISLAM DAN HIKMAHNYA_Neat
P. 5
Secara ringkas dapat dikemukakan beberapa maksud dan tujuan pernikahan dalam Islam yaitu
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT., menciptakan keluarga yang bahagia, sakinah,
mawaddah dan rahmah, tersampaikan kebutuhan biologis sesuai ketentuan, tersampaikan curahan
18
cinta dan kasih saying secara harmonis dan bertanggungjawab (QS. 2 : 187, menambah
persaudaraan antara seorang laki-laki dengan wanita beserta keluarga dari kedua belah pihak,
memperoleh dan meneruskan keturunan yang sah, menciptakan perilaku tanggung-jawab, tolong-
19
menolong, rajin dan sungguh-sungguh dalam memperkuat bakat dan pembawaan seseorang,
menghindarkan diri dari perbuatan perzinahan dan untuk memperoleh anak dengan cara yang
20
dikehendaki syari’at, dan sebagai ibadah.
Hikmah Pernikahan
Hikmah yang dapat diambil dari pensyari’atan pernikahan antara lain :
1. Pernikahan sebagai media untuk mendapatkan kesempurnaan dalam beragama, memperoleh
ridha Allah SWT. dan mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad SAW.
2. Pernikahan merupakan cara yang mulia, jalan terbaik dalam manyalurkan hasrat seksual.
Dengan pernikahan tubuh menjadi lebih segar, jiwa jadi tenang, mata terpelihara dari melihat
yang haram dan perasaan tenang menikmati barang yang halal. Karena sesungguhnya naluri sex
merupakan naluri yang paling kuat dan keras yang selamanya menuntut adanya jalan keluar.
Apabila jalan keluar tidak dapat memuaskan, maka akan terjadi kegoncangan dan kekacauan
yang mengakibatkan kejahatan.
3. Pernikahan sebagai sarana untuk dapat meneruskan dan melestraikan keturunan dan
memeliharan nasab, karena dengan pernikahan akan diperoleh nasab secara halal dan
terhormat. Ini merupakan kebanggaan bagi individu dan keluarga bersangkutan dan ini
merupakan insting manusia untuk berketurunan dan melestarikan nasabnya.
4. Pernikahan menjadi benteng untuk menjaga kehormatan, kesucian diri, menjaga pandangan dan
kemaluan dari tindakan yang dilarang syara’. Pernikahan dapat meningkatkan rasa
tanggungjawab, karena dengan pernikahan berarti masing-masing pihak dibebani
tanggungjawab sesuai dengan fungsi masing-masing. Posisi suami adalah sebagai kepala rumah
tangga bertanggungjawab atas nafkah keluarganya, sedangkan posisi sang istri
bertanggungjawab atas pemeliharaan anak dan pengkondisian rumah tangga menjadi lebih
nyaman dan tentram.
5. Pernikahan dapat membuahkan tali kekeluargaan, memperteguh kelanggengan rasa cinta antar
keluarga dan memperkuat hubungan kemasyarakatan, masyarakat yang saling mencintai dan
saling menunjang merupakan masyarakat yang kuat dan bahagia.
6. Pernikahan sebagai sarana untuk meraih keberkahan dari do’a keturunan yang saleh dan menjadi
amal jariyah meskipun telah meninggal dunia.
Ketentuan-Ketentuan Pernikahan
A. Khitbah
Khitbah maksudnya adalah meminang atau melamar, yaitu pernyataan, ajakan atau permintaan
untuk menikah dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan atau sebaliknya untuk dijadikan
istri dengan cara yang baik atau dengan cara umum yang sudah berlaku di masyarakat.
18 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, QS. Al-Baqarah (2) : 187.
19 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah, halaman 20.
20 Taqiyyuddin Abi Bakar, Kifayatul Akhyar, halaman 115.
5