Page 9 - BUKU AJAR PERKAWINAN DALAM ISLAM DAN HIKMAHNYA_Neat
P. 9
sepersusuan, yaitu ibu dan kakeknya sepersusuan. 8). Anak-anak istrinya sepersusuan.,
yaitu anak perempuannya, cucu perempuan dari anak perempuan dan cucu perempuan dari
anak laki-laki sepersusuan.
3. Faktor perkawinan.
Terdapat empat kelompok perempuan yang haram selamanya untuk laki-laki menikahinya
sebab persambungan (hubungan semendawai / mertua / perkawinan), yaitu : 1). Orang tua
istri, baik telah bercampur dengan istri atau belum. Mereka adalah ibunya istri dan
neneknya. 2). Anak-anak istri yang telah dicampuri, sebagaimana QS. An-Nisa (4) : 23. 3).
Istri-istri orang tua, yakni istri bapak, istri kakek, dan istri bapaknya kakek, baik telah
dicampuri ataupun belum, karena nikah secara mutlak berpihak kepada akad. Akad menjadi
34
sebab keharaman. 4). Istri anak (menantu), istri cucu dari anak laki-laki dan perempuan
35
ke bawah.
4. Wanita yang haram dinikahi lagi karena sebab li’an.
Li’an adalah persaksian seorang suami sebagaimana berikut, ”Aku bersaksi kepada Allah,
atas kebenaran dakwaanku bahwa istriku telah berzina.” Persaksian ini diulang 4 kali,
kemudian setelahnya ia berkata, ”Laknat Allah akan menimpaku seandainya aku berdusta
dalam dakwaanku ini.” konsekuensi dakwaan dari persaksian suami ini pertama didera 80
kali bila tidak bisa menghadirkan saksi, kedua, dengan persaksian itu dia terbebas dari
hukuman dera. Selanjutnya efek yang diakibatkan dari li’an ialah harus berpisah dengan
istri selama-lamanya, hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW, ” ...dari Sahl bin Sa’d ...
”Suami istri yang telah melakukan li’an (saling melaknat), yang keduanya hendak cerai
maka tidak boleh berkumpul kembali (dalam ikatan pernikahan) selamanya.” (HR. Abu
36
Dawud).
Haramnya menikahi perempuan dengan sebab sementara.
1. Wanita-wanita yang dinikahi dan sesamanya, yaitu wanita yang bersuami hingga tertalak
(QS. An-Nisa (4) : 23, wanita yang masih masa iddah, hingga habis masa iddanya; QS. Al-
Baqarah (2) : 228, 235, wanita yang hamil sampai melahirkan kandungannya; QS. Ath-
Thalaq (65) : 4.
2. Wanita tertalak tiga kali bagi suaminya (talak ba’in kubra / talak tiga), QS. Al-Baqarah (2)
: 229 – 230. Ayat ini menunjukkan keharaman wanita yang ditalak tiga kali bagi suami
yang menalak, haram sementara baginya sampai dinikahi oleh laki-laki lain, dan kemudian
diceraikan. Dengan kata lain, ia (bekas suami) bisa menikahi kembali istrinya tersebut
dengan beberapa syarat, yaitu :
1) Istrinya telah menikah dengan laki-laki lain (suami baru.
2) Istrinya telah melakukan hubungan seksual dengan suami barunya.
3) Istrinya dicerai suami barunya secara wajar, bukan karena rekayasa.
37
4) Telah habis masa iddah thalaq dari suami baru.
3. Poligami antara dua wanita mahram. Keharaman mengumpulkan dua saudara perempuan
sebagaimana QS An-Nisa (4) : 23. Artinya : “ … dan menghimpunkan (dalam perkawinan)
38
dua perempuan yang bersaudara, ….”
4. Poligami, beristri lebih dari empat orang wanita. Tidak halal bagi seorang laki-laki beristri
empat wanita dan menikahi wanita lagi, maksudnya tidak halal mengumpulkan secara
bersamaan lima orang istri sekaligus. Hal ini sebagaimana QS. An-Nisa’ (4) : 3.
Artinya : “ dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang
yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi :
34 Abdul Azis Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas, Op. Cit., Halaman 145.
35 Djedjen Zainuddin dan Mundzier Suparta, Op. Cit., Halaman 70.
36 Direktorat KSKK Madrasah, Op. Cit., Halaman 97.
37 Direktorat KSKK Madrasah , Ibid., halaman 98.
38 QS. An-Nisa’ (4) : 23.
9