Page 8 - BUKU AJAR PERKAWINAN DALAM ISLAM DAN HIKMAHNYA_Neat
P. 8
hendaknya bagi orang yang akan menikah tidak melakukan akad nikah sebelum melakukan
tindakan awal dengan cara melakukan seleksi yang benar dan mengetahui secara jelas keadaan
calon pasangannya, tradisi calon teman hidupnya, karakternya, perilakunya, dan akhlaknya
sehingga keduanya akan dapat meletakkan hidup mulia dan tentram, diliputi suasana cinta,
puas, bahagia, dan ketenangan. Ketergesaan dalam melakukan ikatan pernikahan yang tidak
memperhatikan pentingnya persiapan, tidak mengetahui secara jelas dan benar masing-masing
calon suami – istri misalnya melalui adanya khitbah dan hikmah yang terkandung di dalamnya
akan dapat mendatangkan akibat keburukan bagi salah satu pihak atau bagi kedua belah pihak,
bahkan bagi kedua keluarga pihak suami dan pihak istri. Hal ini akan jauh dari tujuan
pernikahan sebagaimana QS. Ar-Ruum (30) : 21.
B. Mahram
Mahram adalah perempuan-perempuan yang haram atau tidak boleh dinikahi, baik secara
mutlak (selamanya) dan ataupun karena sebab sementara. Terdapat tiga golongan keharaman
menikahai wanita selamanya, sebab nasab atau keturunan, sebab persusuan dan sebab
perkawinan. Dasar hukum keharamannya diantaranya sebagaimana QS. An-Nisa’ (4) : 22 dan
23.
Artinya : ” dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali
pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu Amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-
buruk jalan (yang ditempuh)”. (Ayat 23) “diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-
anakmu yang perempuan[281]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang
perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang
menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang
dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan
isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan
bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha
33
Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Keharaman yang bersifat selamanya atau muthlak, ada tiga kelompok, yaitu :
1. Faktor nasab.
Haramnya menikahi wanita sebab nasab atau keturunan terdapat empat macam, yaitu : 1).
Ibu, dan ibu dari ibu ke atas. 2) Anak, cucu perempuan ke bawah. 3). Anak-anaknya orang
tua, yaitu saudara perempuan; kandung, seayah, seibu, anak perempuan saudara laki-laki,
anak perempuan saudara perempuan, cucu perempuan dari saudara perempuan ke bawah.
4). Anak-anak kakeknya dan anak-anak neneknya.
2. Faktor susuan.
Terdapat delapan orang, 1). Orang tua (ibu) yang menyusui dan seterusnya ke atas, baik
dari bapak maupun dari ibu. 2). Anak-anak seseorang sepersusuan. Yaitu haram menikahi
semua perempuan yang sesusuan, yaitu semua yang lahir dari orang yang menyusuinya,
putri-putrinya seketurunan atau sepersusuan sampai ke bawah. 3). Anak-anak dari orang
tua (ibu-bapak) sepersusuan, yaitu saudara perempuan sepersusuan, anak perempuan
saudara perempuan sepersusuan, dan cucu perempuan dari anak perempuan ke bawah. 4).
Anak-anak kakek dan nenek sepersusuan, yaitu saudara bapak dan ibu (bibi) sepersusuan.
5). Istri orang tua sepersusuan, yaitu istri bapak sepersusuan, istri kakek sepersusuan ke
atas, baik istri yang telah dicampuri maupun belum. 6). Istri anak sepersusuan, yaitu istri
anak laki-laki sepersusuan atau istri cucu laki-laki dari anak laki-laki. 7). Orang tua istri
33 Departemen Agama RI, Al ‘Aliyy, Al-Qur’an dan Terjemahnya, QS.An-Nisa (4) : 22-23. (281) Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke
atas. dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-lainnya.
sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama Termasuk juga anak tiri yang tidak dalam
pemeliharaannya.
8