Page 15 - E-MODUL KONSEP DASAR PKN
P. 15
toleransi antarumat beragama, bertingkah laku jujur dengan menjadi individu yang
dapat dipercaya, dan disiplin berupa mematuhi aturan dan norma yang berlaku di
masyarakat. Berdasarkan nilai-nilai dasar di atas dapat diketahui bahwa pendidikan
kewarganegaraan tidak hanya berfungsi sebagai pengajaran akademis, tetapi juga
sebagai upaya untuk membentuk karakter bangsa yang kuat berdasarkan nilai-nilai
luhur Pancasila. Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai ini, diharapkan
siswa dapat menjadi warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan berkontribusi
positif bagi masyarakat.
F. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
Di Indonesia pelajaran civics dikenal dengan mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan yang disingkat menjadi PKn. Perkembangan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia juga sama halnya dengan Amerika yang
memiliki sejarah panjang dalam peranannya untuk mempersiapkan warga negara yang
baik sesuai dengan hak dan kewajibannya. Sejarah pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia secara umum bisa dilihat dari nama mata pelajarannya yang selalu berubah-
ubah. Maka tidak heran kalau kita sering mendengar beberapa orang menyebut mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan sebutan PPKn, PMP, Kewarganegaraan
atau dengan sebutan yang lainnya. Pergantian nama mata pelajaran ini terjadi
dikarenakan perubahan kurikulum di Indonesia yang selalu berubah mengikuti
perkembangan dan perubahan zaman. Perubahan kurikulum ini merupakan hasil
evaluasi dan pembaruan terhadap kurikulum sebelumnya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Nuh (dalam Noviana & Munjiatun, 2019) yang berpendapat bahwa “tidak
ada kurikulum yang abadi, kurikulum berubah karena perubahan zaman, bukan karena
kurikulum sekarang yang jelek atau salah”. Penjelasan di atas sudah menjawab semua
pertanyaan kita mengenai kurikulum. Memang benar bahwa perdebatan kurikulum
adalah masalah yang sering didebatkan, karena selalu ada pro dan kontra dari setiap
pembaharuan kurikulum. Namun Nuh sudah sangat rinci menjelaskan bahwa tidak
akan ada kurikulum yang bersifat abadi, disebabkan kurikulum harus disesuaikan
dengan perubahan zaman. Tidak mungkin kurikulum tidak berubah ketika zaman sudah
berubah, karena jika kurikulum tidak berubah ketika zaman berubah maka kurikulum
tersebut tidak akan bisa digunakan karena sudah tidak sesuai lagi dengan zamannya.
Taniredja (dalam Noviana & Munjiatun, 2019) menjelaskan bahwa istilah-istilah
BAB 1 HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN | 9