Page 136 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 136

Data spesifik yang ditetapkan sebagai indikator monitoring dan evaluasi pada pasien DM

               dapat  berupa  asupan  makanan  (asupan  energi,  protein,  lemak,  karbohidrat),  IMT,  kadar
               glukosa darah puasa, kadar glukosa darah 2 jam PP, dan sebagainya. PERKENI (2015) dalam
               Konsensus  Pengelolaan  dan  Pencegahan  DM  tipe  2  menetapkan  sasaran  atau  target
               pengendalian DM yang dapat menjadi acuan kriteria keberhasilan pengendalian DM, sebagai

               berikut:

                                          Tabel 3.3.  Sasaran Pengendalian DM

                                  Parameter                                 Sasaran (target)
                                           2
                                 IMT (kg/m )                                    18,5 - <23
                        Tekanan darah sistolik (mmHg)                             < 140
                       Tekanan darah diastolik (mmHg)                             < 90
                   Glukosa darah preprandial kapiler (mg/dl)                     80-130
                   Glukosa darah 1-2 jam PP kapiler (mg/dl)                       < 180
                                  HbA1c (%)                                        < 7
                                                                   <100 (<70 jika risiko kardiovaskular
                            Kolesterol LDL (mg/dl)
                                                                              sangat tinggi)
                            Kolesterol HDL (mg/dl)                   Laki-laki > 40; perempuan > 50
                              Trigliserida (mg/dl)                                <150
               Sumber : PERKENI (2015)

               2.    Latihan Jasmani
                     Pasien  DM  dianjurkan  untuk  memeriksa  glukosa  darah  sebelum  melakukan  latihan

               jasmani atau olah raga untuk meningkatkan aktivitas fisik. Jika kadar glukosa darah < 100
               mg/dl, maka pasien harus mengonsumsi karbohidrat terlebih dahulu. Jika kadar glukosa darah
               > 250 mg/dl dianjurkan untuk menunda latihan jasmani karena akan membahayakan. Pada
               kondisi DM tidak terkendali, olah raga akan menyebabkan terjadinya peningkatan glukosa

               darah dan benda keton yang dapat berakibat fatal. Latihan jasmani pada pasien DM dilakukan
               pada kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 mg/dl. (Ilyas,EI, 2011).
                     Latihan jasmani bersama dengan terapi gizi, umumnya memang dianjurkan untuk semua
               pasien DM tipe 2. Aktivitas fisik meningkatkan serapan glukosa darah otot selama atau segera

               setelah aktivitas, sehingga dapat  meningkatkan sensitivitas insulin. Selanjutnya, hal Ini dapat
               meningkatkan upaya penurunan berat badan, yang akhirnya dapat memperbaiki sensitivitas
               insulin dan kontrol glikemik pada pasien DM. (Roth,SL, 2011).

                     Pada  saat  berolahraga,  resistensi  insulin  berkurang,  sebaliknya  sensitivitas  insulin
               meningkat. Hal ini menyebabkan kebutuhan insulin pada DM tipe 2 akan berkurang. Respon
               ini  hanya  terjadi  setiap  kali  berolahraga,  bukan  merupakan  efek  yang  menetap  atau
               berlangsung lama. Oleh karena itu, olahraga harus dilakukan secara teratur (Ilyas, 2011).



                  Dietetik Penyakit tidak Menular                                                         127
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141