Page 137 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 137
Kegiatan atau aktivitas sehari-hari bukan termasuk dalam latihan jasmani, meskipun
dianjurkan untuk tetap aktif sehari-hari. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan
jasmani yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang, seperti jalan cepat, bersepeda santai,
jogging, dan berenang. Latihan jasmani dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali per minggu
selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit per minggu. Latihan jasmani ini
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani dari masing-masing individu pasien
(PERKENI, 2015).
3. Obat
Terapi obat atau farmakologis dilakukan jika sasaran pengendalian penyakit DM yang
telah ditentukan belum tercapai dengan perencanaan makan dalam asuhan gizi dan latihan
jasmani. Pada umumnya langkah tersebut dapat diterapkan pada sebagian kasus DM. Namun
pada kondisi kegawatan tertentu (seperti ketoasidosis, DM dengan infeksi, stres), maka terapi
farmakologis dapat langsung diberikan. Pada keadaan seperti itu, pasien perlu dirawat di
rumah sakit dan memerlukan suntikan insulin untuk memperbaiki kondisi yang terjadi
(Waspadji, 2011).
Terapi obat untuk pengendalian penyakit DM dapat berupa obat hipoglikemia oral dan
pemberian insulin. Jenis obat hipoglikemia oral diberikan untuk memicu sekresi insulin
(sulfonilurea, glinid), menambah sensitivitas terhadap insulin (biguanid, tiazolidindion), dan
menghambat glukosidase alfa (Waspadji, 2011).
4. Edukasi
Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan
keterampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan menunjang perubahan perilaku yang
diperlukan agar mencapai keadaan sehat optimal, penyesuaian keadaan psikologik dan
kualitas hidup yang lebih baik (Waspadji, 2011).
Sejalan dengan uraian di atas, edukasi atau penyuluhan merupakan bagian yang sangat
penting dengan tujuan promosi pola hidup sehat sebagai penatalaksanaan khusus pasien DM.
Tujuan edukasi atau penyuluhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap,
kemudian mengubah perilaku agar meningkatkan kepatuhan, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien DM (Basuki, 2011).
Materi edukasi yang disampaikan terdiri dari tahap awal dan lanjutan. Pada tahap awal,
materi edukasi yang diberikan mencakup tentang perjalanan penyakit DM, perlunya
pengendalaian dan pemantauan DM secara berkelanjutan, penyulit DM dan risikonya,
intervensi non farmakologis dan farmakologis, interaksi antara asupan makanan, aktivitas
fisik, dan obat antihiperglikemia oral atau insulin, cara pemantauan glukosa darah, mengenal
gejala dan penanganan awal hipoglikemia, pentingnya latihan jasmani, pentingnya perawatan
128 Dietetik Penyakit tidak Menular