Page 142 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 142
meningkat maka produksi TSH menurun dan sebaliknya jika produksi hormon tiroid menurun
sehingga tidak mencukupi kebutuhan, maka produksi TSH meningkat (Kemenkes, 2015).
Gambar 3.1. Kelenjar Tiroid
Sumber: www.webmd.com/women/guide/understanding-thyroid-problems-basics#1
Penurunan produksi hormon tiroid akibat adanya penyakit lokal dari kelenjar tiroid
adalah penyebab umum yang paling banyak terjadi pada hipotiroid. Kelenjar tiroid biasanya
memproduksi 100-125 μg hormon T4 dan hanya sejumlah kecil hormon T3 setiap hari. Waktu
paruh T4 kira-kira 7-10 hari. Hormon T4 diubah menjadi T3 di jaringan perifer. Pada awal
proses penyakit, mekanisme kompensasi penyakit dengan mempertahankan kadar hormon
T3. Penurunan produksi T4 menyebabkan peningkatan sekresi TSH oleh kelenjar pituitary.
Peningkatan kadar TSH merangsang hipertrofi dan hiperplasia kelenjar tiroid, sehingga
menyebabkan kelenjar tiroid mengeluarkan lebih banyak hormon T3.
Gejala hipotiroid umumnya tidak terlihat, artinya dapat meniru gejala dari banyak
kondisi lainnya dan sering dikaitkan dengan penuaan. Pasien dengan hipotiroid ringan
mungkin tidak memiliki tanda atau gejala. Namun gejala biasanya menjadi lebih terlihat
karena kondisinya memburuk dan sebagian besar berkorelasi dengan penurunan aktivitas
metabolik secara keseluruhan. Gejala yang muncul pada pasien dengan Hipotiroid ditandai
dengan menurunnya metabolisme basal, intoleransi terhadap dingin, berat badan meningkat,
mudah lelah, bradikardia, refleks dan gerakan menjadi lambat, respons mental menjadi
lambat (kewaspadaan menurun, bicara lambat, memori buruk), edema pada ekstremitas
bawah, adanya goiter, hilangnya rambut kulit kepala, rambut aksila, rambut kemaluan, atau
kombinasi keseluruhan, dan adanya distensi abdomen (Roth, SL, 2011).
Patofisiologi untuk Hipertiroid berkaitan dengan Penyakit Graves, yaitu penyakit
autoimun spesifik organ di mana antibodi (thyroid stimulating immunoglobulin, atau TSI)
Dietetik Penyakit tidak Menular 133