Page 368 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 368
c. Fase anabolik atau respons aditif
Fase anabolik terjadi setelah akhir dari fase flow. Secara klinis, fase ini akan ditandai
dengan adanya diuresis (kencing) dan adanya permintaan untuk intake oral. Fase
anabolik dapat terjadi beberapa minggu hingga beberapa bulan yang tergantung dari
suplai nutrisi dan kapasitas penyimpanan protein. Keseimbangan nitrogen positif
ditandai dengan peningkatan sintesis protein dan peningkatan cepat berat badan dan
kekuatan otot. Akhir dari fase flow ditandai dengan pemulihan respons terhadap stres
dan timbul proses anabolik serta laju metabolisme kembali normal.
Tabel 8.2. Respons fase terhadap stres
Fase Flow
Respons fase Ebb
Respons akut Respons adaptasi
Syok hipovolemik Katabolisme dominan Anabolisme dominan
Perfusi jaringan Glukokortikoid Respons hormonal turun
perlahan
Laju metabolisme Glukagon Laju hipermetabolik turun
Konsumsi O2 Katekolamin berhubungan dengan
Tekanan darah Lepas sitokin penyembuhan restorasi pasien
Suhu badan Produksi protein fase akut
Penyembuhan luka tergantung
nutrisi
Ekskresi nitrogen
Laju metabolisme
Konsumsi O2
Gangguan
penggunaan energy
Sumber : Dikutip dari Weissmann 1990
3. Respons Metabolik Terhadap Stres
Respons metabolik yang timbul merupakan reaksi simultan terhadap respons
imunologik dan neuroendokrin. Manifestasi dari respons metabolik adalah hiperglikemia,
katabolisme protein dengan pemecahan otot tubuh sehingga terjadi keseimbangan protein
menjadi negatif dan pemecahan lemak yang meningkat.
a. Metabolisme Energi
Ada perbedaan antara body energy expenditure (BEE) pada orang sehat dengan yang
mengalami trauma. Pada keadaan sehat, pria dewasa 70 kg total energi yang dibutuhkan
adalah 1800 kkal/hari. Laju metabolisme basal 85% untuk kebutuhan enzim dan pompa ion
sedangkan 15% untuk kerja jantung dan paru. Sebaliknya 24 jam setelah trauma atau
pembedahan sedang kebutuhan energi meningkat 10–30%, aktivitas fisik menurun, produksi
Dietetik Penyakit tidak Menular 359