Page 430 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 430

dan  mikro  agar  dapat  memenuhi  kebutuhan  gizi  ibu  hamil.  Jumlah  cairan  yang  diberikan

               minimal 1500 kkal sehari melalui oral dan kekurangannya dipenuhi melalui nutrisi parenteral.
               Jenis  makanan  cair  ini  mengandung  energi  dan  zat  gizi  yang  kurang,  sehingga  sebaiknya
               diberikan selama 1-2 hari saja.
                     Selanjutnya diet dapat beralih kepada Diet Preeklampsia II, yaitu diet yang diberikan

               kepada  pasien  Preeklampsia  dengan  kondisi  yang  tidak  begitu  berat  atau  kondisi  mulai
               membaik.  Bentuk  makanan  peralihan  ini  berupa  makanan  saring  atau  lunak  disertai  diet
               rendah  garam  I.  Contoh  hidangan  untuk  Diet  Preeklampsia  II  yaitu  nasi  tim,  daging  giling
               bumbu  terik,  ikan  bumbu  kuning,  tempe  bacem,  pepes  tahu,  cah  buncis,  tumis  kacang

               panjang, selada buah, buah pisang atau jenis buah lainnya, dan susu khusus ibu hamil. Jenis
               makanan ini cukup mengandung energi dan zat gizi lainnya.
                     Jika kondisi pasien berangsur semakin baik atau Preeklampsia sudah berangsur pada
               tahap Preeklampsia ringan, maka diet yang diberikan adalah Diet Preeklampsia III. Diet ini

               mengandung  protein  tinggi  dan  kandungan  garam  yang  rendah.    Bentuk  makanan  yang
               diberikan  bisa  berupa  makanan  lunak  atau  makanan  biasa  dengan  memperhatikan
               perkembangan  kondisi  pasien  Jenis  makanan  atau  diet  Preeklampsia  III  ini  mengandung
               semua  zat  gizi  dalam  jumlah  yang  cukup  atau  memadai  untuk  memenuhi  kebutuhan  gizi

               dengan jumlah energi disesuaikan dengan kenaikan berat badan ibu hamil. Contoh hidangan
               untuk Diet Preeklampsia III hampir sama dengan Diet Preeklampsia II, tetapi bentuk makanan
               dapat  dimodifikasi  menjadi  makanan  lunak  atau  biasa  menyesuaikan  daya  terima  pasien.
               Hidangan  dapat  dipilih  berupa  nasi  tim  atau  nasi  biasa,  semur  daging  giling  atau  dapat

               diberikan daging gepuk, ayam bakar, atau ayam goreng,  tahu isi atau cah tahu, cap cay atau
               sup sayuran, buah-buahan dan susu khusus bagi ibu hamil (Instalasi Gizi Perjan RS dr. Cipto
               Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2004).


               d.    Monitoring dan Evaluasi
                     Langkah terakhir dari asuhan gizi yaitu monitoring dan evaluasi hasil intervensi gizi yang
               dilakukan. Parameter yang spesifik dapat diambil dari sign atau symptom pasien preeklampsia
               untuk monitoring dan evaluasi asuhan gizinya. Parameter yang dimaksud mencakup kenaikan

               berat badan selama kehamilan, tekanan darah, hasil pemeriksaan seperti sistem jantung-paru,
               sistem  pencernaan,  ekstremitas,  pemeriksaan  abdomen  dan  uterus,  pemeriksaan  edema
               paru, pemeriksaan penglihatan, tanda-tanda klonus, serta tanda-tanda vital lainnya (tekanan
               darah, nadi, respirasi).

                     Tekanan darah dan denyut nadi harus diukur setiap 15 menit hingga mencapai stabil dan
               kemudian diukur setiap setengah jam. Keseimbangan cairan harus dimonitor dengan sangat
               hati-hati, sehingga rincian input dan output cairan harus dicatat. Maka output urin diukur
               setiap  jam,  meskipun  cairan  intravena  diberikan  kepada  pasien.  Tingkat  respirasi  atau



                  Dietetik Penyakit tidak Menular                                                         421
   425   426   427   428   429   430   431   432   433   434   435