Page 39 - Kecerdasan Emosional Menuju Keluarga Sakinah
P. 39

Dra. Hayati, M. Ag


                    Ringkasnya  tujuan  pernikahan  adalah  menciptakan  tata
            kehidupan sakinah, mawaddah, dan rahmah, memperbanyak dan
            melestarikan keturunan, serta membentuk ikatan kekeluargaan dan
            tanggung  jawab  antara  anggota  keluarga  atas  keselamatan,
            keamanan,  dan  kesejahteraan  dalam  mengarungi  kehidupan
            berkeluarga,  berkerabat,  dan  bermasyarakat  serta  terpeliharanya
            keturunan  yang  bersih  dan  terhormat.  Secara  psikologis  dapat
            dijelaskan bahwa tujuan pernikahan atau berkeluarga adalah:
                a. Pemenuhan kebutuhan
                    Pernikahan  sebagai  ikatan  suami  istri  merupakan
            salah satu jalan untuk menyalurkan tuntunan nafsu seksual,
            baik dilihat dari segi kehidupan manusia secara biologis dan
            sosiologis  maupun  dan  segi  agama,  sehingga  ikatan  suami
            istri dapat dijadikan untuk memelihara kebersihan keturunan
            dan nasab yang jelas.


                b. Mewujudkan ketenangan jiwa
                    Sebagaimana  perkembangan  seksual  ikut  ditentukan
            oleh  pertumbuhan  jasmani  dan  rohani,  maka  perkembangan
            jiwapun  sangat  ditentukan  oleh  pertumbuhan  manusia  secara
            keseluruhan. Faktor biologis sering mempengaruhi senang atau
            susahnya seseorang. Hambatan dan kekurangan dari salah satu
            segi kehidupan akan menimbulkan ketidak tenanganjiwa. 11
                    Pada segi kehidupan lain hambatan dan tekanan pada
            penyaiuran seksual dapat menimbuikan gangguan kejiwaan,
            karena  kornplikasi  yang  dialami  dalam  dirinya,  dapat
            mengakibatkan  timbulnya  gangguan  jasmani,  perkelahian
            dan perebutan wanita dan sebaliknya.


            ____________
                    11  Dadang  Hawari,  Ilmu  Kedokteran  dan  Kesehatan  Jiwa,  cet.  I
            (Jakarta: Dana Bhakti Primayasa, 1999), hal. 120.

            38
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44