Page 84 - Kecerdasan Emosional Menuju Keluarga Sakinah
P. 84

Kecerdasan Emosional Menuju Keluarga Sakinah


              membuat  kedua  belah pihak  saling  memiliki  rasa  menyatu,
              sehingga kekurangan yang ada pada pasangannya tidak lagi
              dianggap  sebagai  aib  yang  harus  diperangi  oleh  pasangan
              lainnya. Sebaliknya, segala kekurangan itu harus diupayakan
              untuk  ditutupi  dengan  memperhatikan  pembersih diri,
              istiqamah,  dan  kemampuan  melaksanakan  tugas,  dengan
              metoda yang tidak pernah ada sebelumnya.
                     Istri  muslimah  adalah  tambatan  hati  suaminya.  25
              Indikasi  dan  tambatan  hati  adalah  suami  merasa  senang,
              aman dan betah, darnai, dan nyaman ada di samping istrinya.
                     Kondisi  ini  bisa  terealisir  bila  istri  berusaha  untuk
              dicinta  dan  disenangi  suami,  baik  ucapan,  amal,  perhiasan
              maupun  penampilannya,  karena  semua  ini  termasuk  fitrah
              yang  Allah  ciptakan  bagi  wanita.  Juga  dengan  berhias
              mempercantik diri untuk suami, maka suami memandangnya
              dengan selalu menyenangkannya.
                     Menyepelekan masalah ini selain berdosa dan maksiat
              juga mendorong tidak adanya penjagaan diri dan kehormatan
              pada  satu  sisi,  dan  menyebabkan  larinya  suami  dan  seisi
              rumah pada sisi lain.
                     Suami  istri  harus  menyadari  bahwa  ketidakberesan
              hubungan suami istri meskipun kecil, akan memberi dampak
              negatif  terhadap  perkembangan  anak.  Karena  secara
              psikologis dan sosial, tarbiyah (pendidikan) yang benar bagi
              anak  adalah  ketika  mereka  melihat  atau  merasakan  adanya
              kasih sayang dan keharmonisan hubungan suami istri.  26
                     Dalam kehidupan rumah tangga, Rasulullah memberikan
              contoh sikap yang baik dalam hal makanan, bila beliau dihidangi


              ____________

                     25 Al-A’raf: 189.
                     26  Ali  Abdul  Halim Mahmud, Fiqih  Dakwah  Muislimah,  (Jakarta:
              Robbani Press, 2003), hal. 2001.

                                                                        83
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89