Page 20 - 21505241010_Muhammad Nur Fuadi_E Modul Teknologi Beton
P. 20
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
AGREGAT
Jika butiran agregat sudah tidak saling menempel, maka dapat
dilanjutkan dengan pengujian kerucut. Pengujian ini digunakan untuk
memeriksa kelembaban permukaan, dengan cara meletakkan cetakan di
atas permukaan yang halus dan rata serta tidak menyerap air dengan
lubang kerucut yang besar berada di bawah. Kemudian agregat halus
yang akan diuji dimasukkan ke dalam kerucut sampai penuh dan meluber.
Bagian yang meluber kemudian diratakan dengan tetap menjaga posisi
kerucut. Agregat di dalam kerucut dipadatkan dengan cara perlahan dan
merata sebanyak 25 kali dengan batang penumbuk. Setiap tumbukan
dilakukan dengan cara menjatuhkan dengan bebas batang penumbuk dari
ketinggian penumbuk 5 mm dari permukaan agregat yang dipadatkan.
Sisa agregaat yang tumpah di sekitar kerucut di singkirkan, kemudian
kerucut diangkat dengan arah vertikal secara hati-hati. Jika kondisi
agregat setelah lepas dari cetakan masih berbentuk seperti cetakan,
berarti kondisi jenuh kering permukaan belum tercapai. Sementara itu,
jika pada saat cetakan diangkat dan pasir tersebut runtuh sedikit demi
sedikit maka kondisi jenuh kering permukaan (SSD) telah tercapai.
Setelah contoh uji agregat halus mencapai kondisi jenuh kering
permukaan, pastikan bahwa seluruh penentuan berat (penimbangan)
sudah dengan ketelitian 0,1 gram. Pengujian berat jenis dan penyerapan
air dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengisi piknometer dengan air sebagian saja.
b) Memasukkan agregat halus yang sudah dalam kondisi jenuh kering
permukaan ke piknometer sebanyak (500±10) gram.
c) Menambahkan air ke dalam piknometer sampai kira-kira 90%
kapasitas piknometer.
d) Memutar dan mengguncangkan piknometer dengan tangan untuk
menghilangkan gelembung udara yang terdapat di dalam air.
e) Menyesuaikan temperatur piknometer, air, dan agregat pada
(23±2)°C.
TEKNOLOGI BETON 14