Page 10 - Tasya Julianti 2305135712 Draft Final Buku Saku
P. 10
• Persentase setengah pengangguran pada Februari 2024 naik sebesar 1,61
persen poin, sementara pekerja paruh waktu turun sebesar 0,73 persen poin
dibanding Februari 2023.
• Jumlah pekerja komuter Februari 2024 sebesar 7,13 juta orang, turun sebesar
0,05 juta orang dibanding Februari 2023.
• Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 4,82 persen, turun
sebesar 0,63 persen poin dibanding Februari 2023.
Beberapa klarifikasi sumber daya manusia, sebagai berikut:
1. Tenaga Kerja (manpower)
Tenaga kerja adalah penduduk yang mampu melakukan pekerjaan dan menghasilkan
barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tenaga
kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting bagi setiap negara, selain faktor
alam dan modal. Ada beberapa pembagian tenaga kerja yaitu:
➢ T e naga Kerja Terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki latar belakang
pendidikan tertentu. Misalnya, guru, dokter, insinyur, dan hakim.
➢ Tenaga Kerja Terlatih, yaitu tenaga kerja yang memiliki keterampilan tertentu.
Keterampilan ini diperoleh melalui pelatihan atau kursus. Misalnya, tukang las,
montir, dan penjahit.
➢ Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih, ini adalah tenaga kerja
yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan keterampilan tertentu.
Misalnya, tukang becak, kuli bangunan, dan tukang sapu.
➢ Tenaga Kerja Jasmani adalah tenaga kerja yang mengutamakan tenaga fisik
saat bekerja. Pikiran dan perasaannya tidak banyak digunakan. Misalnya,
tukang gali sumur, buruh angkut, dan kuli dorong.
➢ Tenaga Kerja Rohani adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan
perasaan dan pikirannya dalam bekerja. Misalnya, penyanyi, pelukis, dan
pencipta lagu.
2. Pengangguran (Unemployment) adalah mereka yang tidak bekerja dan tidak sedang
mencari pekerjaan.
Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan
ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem
krusial, seperti: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare
defendency yang pada akhirnya bermuara tidak saja pada aspek sosial, akan tetapi juga pada
beban ekonomi yang akan ditanggung oleh berbagai pihak, khususnya Pemerintah.
Pengembangan SDM melalui pendidikan menyokong secara langsung terhadap pertumbuhan
ekonomi, dan karenanya pengeluaran untuk pendidikan harus dipandang sebagai investasi
yang produktif dan tidak semata-mata dilihat sebagai sesuatu yang konsumtif tanpa manfaat
balikan yang jelas (rate of return).
Konsep human capital menggagas nilai tambah yang dapat diberikan oleh karyawan
(manusia) kepada organisasi tempat mereka bekerja. Chatzkel menyatakan bahwa human
capital lah yang menjadi faktor pembeda dan basis aktual keunggulan kompetitif organisasi.
Menurut Mayo (2000:120) “Human Capital memiliki lima komponen yang memiliki peranan
yang berbeda dalam menciptakan human capital perusahaan yang pada akhirnya menentukan
10