Page 208 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 208

PEMBUATAN BAHTERA


               dinding keranjang. Pekerjaan ini memerlukan dua orang,
               seorang ada di dalam quffa, untuk menembuskan tali
               melalui dinding keranjang ke temannya yang ada di luar,
               yang pada gilirannya, menusukkannya kembali ke dalam
               setelah menarik tali itu kuat-kuat. Dari bagian luar tali
               itu terlihat melingkar miring ke atas dari satu lapisan
               ke lapisan yang lain; dari bagian dalam tali itu lewat
               secara melintang melewati gading-gading dari sisi ke sisi
               dan kemudian muncul di bagian luar untuk mengulangi
               jahitan miring ke lapisan di atasnya. Di bagian dalam
               quffa  keteraturan dari rangkaian jahitan melintang itu
               memberikan penampilan gading-gading bercincin yang
               khas dan indah dalam kesimetrisannya.


            Atra-hasīs meringkas hal ini dengan singkat sekali.

               “Aku memasang tiga puluh gading-gading
               Yang tebalnya satu takaran parsiktu, panjangnya sepuluh
               rod  …
                                                   Tablet Bahtera: 13–14


            Kata rusuk atau gading-gading dalam bahasa Babilonia adalah
            sēlu, dan ada kasus-kasus menarik kata itu berlaku untuk perahu,
            seperti entri dalam kamus dwibahasa yang menjelaskan bahwa giš-
            ti-má dalam bahasa Sumeria = sēl eleppi dalam bahasa Babilonia,
            ‘rusuk kapal’, atau mantra pengusiran hantu yang menyebutkan
            bahwa iblis ‘merusak rusuk-rusuk pasien seperti rusuk-rusuk
            dari sebuah perahu tua’. Pastinya selalu ada perahu-perahu tua
            yang tidak bisa diperbaiki lagi atau sudah tidak kedap air lagi
            teronggok di lumpur dekat sungai, belum lagi bangkai-bangkai
   http://facebook.com/indonesiapustaka  ‘l’, tetapi ini terkadang memang terjadi di Babilonia.
            kerbau sungai atau unta dengan rusuk-rusuk terlihat, putih dan
            mengilat. Dalam kuneiform kata itu dieja se-ri, dengan ‘r’ untuk


               Gading-gading bahteranya, Atra-hasīs mengatakan kepada
                                          dan panjangnya sepuluh nindan.
            kita, tebalnya satu parsiktu
            Kata parsiktu tidak benar-benar dieja di dalam tablet itu tetapi,



                                          197
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213