Page 254 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 254
KEHIDUPAN DI ATAS BAHTERA
oleh para peramal, ‘peramal meramal, pendengar mendengar’;
keduanya memiliki nuansa peribahasa atau ungkapan umum.
Dalam Gilgamesh XI para pekerja telah diperlakukan dengan
baik sepanjang mereka bekerja, sejak awal hingga hari sebelum
pelapisan minyak, jadi tidak perlu ada perayaan lagi:
Untuk para pekerja aku menyembelih sapi-sapi jantan.
Setiap hari aku menyembelih domba.
Bir, bir yang lebih keras, minyak, dan anggur.
[Aku memberi] tukang-tukang [ku] [minuman], seperti air
dari sungai!
Mereka merayakan seperti pada hari-hari pesta Tahun Baru
itu sendiri!
Gilgamesh XI: 71–75
Orang-orang yang ada di atas perahu akan diceritakan
kemudian. Tidak ada pesta bagi mereka, dan kelompok-kelompok
di atas perahu akan perlu menampung lebih banyak daripada
orang-orang paling dekat dan paling disayangi Utnapishti:
Semua handai tolan dan sanak keluargaku aku naikkan
ke atas perahu,
Aku naikkan ke atas perahu … setiap orang yang punya
keahlian dan keterampilan.
Gilgamesh XI: 85–86
Utnapishti milenium pertama merencanakan di depan tanpa
berharap mendapati dirinya dan keluarganya berada di dunia
pasca Air Bah tanpa keahlian. Penjelasan yang sama juga tertulis
dalam tablet Smith dari Assyria:
http://facebook.com/indonesiapustaka [Masukkan ke dalam] nya …
[Istrimu], handai tolanmu, sanak keluargamu, dan para
pekerja terampil.
243

