Page 261 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 261

Dr. Irving Finkel


           dari,  Gilgamesh   versi Assyria yang sekarang kami miliki.
           Perbandingan tersebut menggambarkan hubungan yang kuat
           antara tradisi-tradisi tersebut dalam hal tema dan gagasan, dan
           menetapkan bahwa teks Ibrani mencerminkan sebuah versi
           terdahulu atau versi-versi Kisah Air Bah dalam kuneiform yang
           dengan sendirinya pastinya berkaitan erat dengan Gilgamesh XI,
           meskipun tidak sama.
              Seperti yang telah kita lihat dalam Bab 10 terkait burung-
           burung dan binatang lainnya, teks Kejadian dalam bahasa Ibrani
           dapat dipandang telah ditulis dari beberapa unsur literer berbeda
           menurut Hipotesis Dokumen, dan rangkaian pendekatan ini
           sekali lagi berguna dalam segala penaksiran atas hubungan antara
           kuneiform dan teks Ibrani. Dalam mengutip bagian-bagian dalam
           Kejadian di sini kita dapat mempertimbangkan secara terpisah
           tradisi-tradisi yang diwakili oleh sumber-sumber latar belakang
           Alkitab yang dikenal sebagai sumber J dan P.
              Ini bukan pertama kalinya perbandingan semacam itu dilakukan,
           tetapi bahan baru yang disampaikan di sini meng undang sebuah
           pengamatan baru. Dalam konteks buku ini, sembilan bagian
           berikut ini bagi saya tampaknya menyampaikan masalah yang
           menonjol terkait hubungan antara kuneiform dan tradisi Ibrani:


           1. Mengapa Air Bah dan Siapa Pahlawannya?
           Gilgamesh XI   tidak menceritakan alasan terjadinya Air Bah.
           Utnapishti hanya menjelaskan kepada Gilgamesh apa yang telah
           diputuskan oleh dewa-dewa penting, tetapi motif mereka—yang
           paling penting bagi kita—tampaknya tidak ada hubungannya sama
           sekali. Utnapishti, meskipun secara tradisional adalah seorang
           raja, bagi saya tampaknya tidak seperti raja. Kita tidak memiliki
   http://facebook.com/indonesiapustaka  tahu apa-apa tentang kualifikasi atau kualitas sang pahlawan,
           wawasan tentang moral atau sifat pribadinya (Gilgamesh XI:
           8–18). Demikian juga, dalam tradisi Atrahasis kita hampir tidak


           meskipun kita melihat bahwa air bah itu merupakan upaya
           ketiga dari para dewa untuk menghancurkan Manusia, sebuah
           gangguan yang gaduh, terlalu banyak, dan dapat dibinasakan.





                                         250
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266