Page 33 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 33

Dr. Irving Finkel


              Lambang-lambang paling awal sebelum 3000 SM digambarkan
           pada tanah liat keras tetapi belum kering menggunakan perkakas
           runcing sama seperti kita menggunakan pensil pada kertas. Pada
           akhirnya, gambar-gambar yang sedikit banyak realitis dan sering
           kali melengkung ini berkurang menjadi kombinasi garis-garis lurus
           yang ditekan dengan buluh yang dipotong khusus atau stylus yang
           tampak seperti sumpit. Selain itu, kemiringan lambang-lambang
           itu berubah, kemudian penggunaan dan makna mereka pun
           meningkat dengan pesat. Perkembangan kuneiform yang muncul
           tertulis dalam lambang-lambang yang dibuat dengan goresan
           terpisah yang ditekan pada tanah liat. Oleh karena itu, menulis
           kuneiform pada tanah liat lebih mirip mencetak daripada menulis.
           Bentuk baji yang khas merupakan hasil langsung dari penekanan
           lambang-lambang itu dengan sebuah alat tulis yang bertepi lurus
           berlawanan dengan menggambar menggunakan alat yang runcing,
           dan hal inilah yang membuat para pembaca abad ke-19 menamai
           tulisan tersebut kuneiform, dari asal kata bahasa Latin cuneus,
           yang berarti ‘baji’. Setiap penggunaan tepi dari ujung alat tulis
           itu meninggalkan sebuah garis yang berujung pada kepala baji,
           entah itu pada bagian atas garis vertikal, bagian ujung kiri dari
           sebuah baji horizontal, atau sebuah garis diagonal yang dihasilkan
           dengan menekan sudut alat tulis itu. Bentuk-bentuk ini mungkin
           terjadi secara tidak sengaja, karena rencana awalnya hanyalah
           mengganti semua unsur lambang dengan garis lurus bukannya
           garis lengkung. Mata pembaca tertuju pada bagian dasar tekanan
           berbentuk segitiga yang dihasilkan oleh alat tulis tersebut, yang
           selalu tampak seperti baji yang diperpanjang. Selanjutnya ada
           tiga goresan utama: horizontal, vertikal, dan diagonal, dan kita
           juga bisa menemukan baji diagonal ke atas dan ke bawah, tetapi
           ini sebenarnya merupakan modifikasi dari goresan horizontal.
   http://facebook.com/indonesiapustaka  dengan gerakan minimal tangan kanan, terutama berjarak antara
           Dengan lima bentuk berbeda ini segala lambang kuneiform dapat
           dituliskan. Goresan-goresan tersendiri yang rapi dapat dihasilkan

           arah barat dan arah utara.








                                          22
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38