Page 430 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 430
CATATAN TEKSTUAL untuk
LAMPIRAN 4
7 esirtu adalah untuk usurtu A
10 Akhiran -a dalam aš-la-a bukan untuk menandai huruf
vokal yang panjang tetapi untuk menegaskan bentuk
akusatif seperti yang diperlihatkan dengan spasi; tanda-
tanda –ur sedikit tetapi mungkin ada.
14 Tiang-tiang penyangga dijelaskan menurut panjangnya
dari sudut pandang persiapan; begitu dipotong mereka
akan ‘ditegakkan’.
17 ‘Di atas dan di bawah’ di sini berarti sebagaimana
adanya, bukan ‘di depan dan di belakang’ sebagaimana
yang kadang-kadang diartikan dalam penjelasan Bahtera
(George 2003, Jilid 2: 880).
18–20, Dalam baris-baris ini juru tulis Tablet Bahtera dengan
22–23 konsisten menulis lambang esir, ‘aspal’, yang seharusnya
adalah a.esír (lagabxnumun), seperti a.lagab (yaitu tanpa
lambang kecil apa pun di dalamnya). Ini mewakili sejenis
penulisan cepat; konteksnya memastikan bahwa lambang
itu bermakna esir. Pada baris 21 dia tampaknya menulis
a.lagabxbad.
26 Lambang-lambang kata terbaca giš.šinig dengan bentuk
secara keseluruhan; kata berikutnya bisa mengacu pada
sebuah kayu kedua, tetapi giš.gišimmar.tur! (ditulis secara
keliru I), ‘palem kurma muda’, mungkin dikecualikan.
ໍ
32 ໌ esir ud.du lebih dari mungkin tetapi tidak pasti, menjadi
rumit karena terhapus di sini.
http://facebook.com/indonesiapustaka 49 Kuno III ii 47 dalam konteks yang sama: he-pí-i-ma li-
ໍ
gaz? lìb?-bi? —pembacaan ini, yang dimungkinkan oleh
46
໌
jejak-jejak goresan baji, berasal dari Atrahasis Babilonia
ib-ba-šu, ‘hatinya patah’. Untuk perbaikan berikutnya,
lihat ibid. 39: ib-ba-b]i-il ar-hu, ‘bulan menghilang’.
gamartu, ‘pemusnahan’, diartikan Air Bah dalam Schøyen
Babilonia Kuno: iv 2 (George 2009: 22).
419

