Page 29 - buku-Puisi
P. 29

29










                    MESJID I



                    Mesjid di kotaku pintu-pintunya selalu ditutp jika malam,

                    sebab takut perabot-perabotnya yang mewah akan hilang



                    apakah Tuhan terkurung di dalamnya, memandang kita dari

                     kaca jendela sambil melambai-lambaikan tanganya?



                    Bapak imam yang memimpin orang-orang sembahyang, seperti

                    punya keinginan untuk menjadi malaikat Tuhan, sehingga ia

                    enggan untuk bergaul dengan banyak orang

                    Sehari lima kali kepalanya menggeleng-geleng dan mulutnya

                    mengucapkan  macam-macam doa, dan orang-orang pun sehari

                    lima kali menyebut ”Amin!” di luar kepala



                    Air  muka mereka yang kosong, menggambarkan perasaan

                    yang aman, sebab mereka menyangka Tuhan cukup dilayani

                    dengan upacara-upacara sembahyang

                                  (Emha Ainun Nadjib, 1993: 70).


                           Puisi tersebut menggabarkan tanggapan penyair, yang lebih sebagai bentuk kritik


                    terhadap  orang-orang yang merasa dirinya telah cukup benar dalam menjalankan ibadah,

                    tanpa  mempertimbangkan  kepentingan  orang  lain,  misalnya  para  pengembara  yang  di


                    malam  hari  seringkali  memerlukan  masjid  untuk  singgah,    sholat,  maupun  untuk

                    istirahat.
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34