Page 30 - buku-Puisi
P. 30
30
Satire, misalnya tampak pada puisi berikut yang dengan tajam mengritik moral
keluarga mantan Presiden Suharto pada masa pemerintahan Orde Baru.
GURINDAM EMPAT
Ayahmu kaya raya berbagai rupa caranya
Mengapa engkau bangga Cuma menumpang nama
Pamanmu generasi komisi angkatan pertama
Engkau dan ponakanmu generasi komisi I dan III
Silsilah dan wajah jelas bukan preman pasar
Tapi praktek bisnismu sunyi akhlak begitu kasar
Jembatan ditelan, kapal diuntal, proyek habis dikunyah
100 keluarga kenyangnya terengah-engah, lihatlah.
(Taufiq Ismail, )
Berdasarkan langsung tidaknya makna dalam hubunganya dengan diksi dan
bahasa kiasan yang dipakai, puisi dibedakan menjadi puisi diafan dan puisi prismatis
(Waluyo, 1991:140). Dalam puisi diafan digunakan kata-kata denotatif , kurang sekali
menggunakan pengimajian dan bahasa kiasan, sehingga mudah dipahami maknanya.
Sebaliknya, puisi prismatis didominasi oleh penggunakan kata konotatif, citraan, dan
kiasan, sehingga makna yang dikandungnya bersifat polyinterpretable.
Puisi diafan:
SAJAK SIKAT GIGI
Seseorang lupa menggosok gisinya sebelum tidur