Page 7 - Sinar Tani Edisi 4025
P. 7
7
edisi 7 - 13 Februari 2024 | No. 4025 Tahun LIV
Kultur Meristem,
Solusi Cepat Produksi Benih Tebu
”Benih itu hasil hari ini dan
janji hari esok.” Falsafah benih,
Syamso’oed Sadjad menjadi
pemicu M. Irawan Nusantara,
petani yang tinggal di Kediri
untuk bisa menciptakan benih
tebu unggul. Melalui teknologi
sederhana dan pengamatannya,
ia kini berhasil menjadi penangkar
bibit tebu yang terbilang sukses.
ebagai Ketua Himpunan kultur jaringan tanaman ini fokus
Produsen Benih Per- pada pertumbuhan dan perbanyakan tantangan terbesar yang dihadapi
kebunan dan Kehutanan sel-sel meristem, bagian tanaman dalam kultur meristem adalah
Indonesia, Irawan mengata- yang memiliki potensi tinggi untuk proses aklimatisasi yakni, sejuah
Skan, dirinya berusaha menghasilkan benih berkualitas. mana tanaman harus beradaptasi
meningkatkan kualitas benih dengan “Penerapan metode kultur meristem dengan lingkungan luar labora-
sentuhan teknologi yang sifatnya dapat mengurangi waktu produksi torium setelah mengalami fase waktu, estimasi total waktu untuk
sederhana dan bisa dilaksanakan benih tebu secara signifikan, pertumbuhan di kondisi steril. mencapai G1 adalah antara 7-9 bulan.
petani. Apalagi setelah pada tahun memberikan manfaat langsung “Aklimatisasi menjadi langkah kritis Dalam hal luas lahan, dari G0 (nol)
2014-2015 ketika uji materi UU kepada para petani,” katanya. untuk memastikan kelangsungan sebanyak 80.000 tanaman yang
Perkebunan dikabulkan Mahkamah hidup dan produktivitas optimal berhasil diaklimatisasi, dibutuhkan
Konstitusi (MK) bahwa petani kecil Keunggulan dan Tantangan setelah dipindahkan ke lingkungan 5,71 hektar lahan untuk mencapai G1.
dapat melakukan pemuliaan untuk Salah satu keunggulan utama lapangan atau kebun,” ungkapnya. Ini menghasilkan perkiraan sebanyak
menemukan varietas unggul baru. dari kultur meristem adalah Dalam upaya meningkatkan 2.052.000 mata tebu yang diperlukan
”Dengan koleksi berbagai kemampuan untuk menghasilkan produktivitas dan kualitas tebu, untuk menutupi lahan tersebut.
varietas dan klon, tahun 2016 tanaman yang bebas dari penyakit. eksperimen aklimatisasi pada skala “Klon-klon sudah kita sebarkan ke
kami mendapatkan ada potensi Selama proses kultur meristem, besar dilakukan dengan melibatkan masyarakat,” katanya.
varietas tebu baru. Lalu kita tanam tanaman diperbanyak dari jaringan 100.000 tanaman. Kemudian Irawan mengatakan, untuk
dikelompok, sehingga mening katkan yang bebas dari patogen atau dilakukan melalui serangkaian memahami lebih lanjut, proses
pendapatan petani,” katanya. Dari penyakit yang mungkin ada pada aklimatisasi, dimulai dari G0 (generasi perbanyakan benih tebu melibatkan
hasil pegamatan varietas tersebut tanaman induk. Dengan demikian, pertama) hingga G1 (generasi kedua). tiga tahapan utama yakni, Kebun
menurut Irawan, baik keragaman, benih yang dihasilkan lebih unggul Setiap aklimatisasi berlangsung Benih Nenek (KBN), Kebun Benih
kondisi, ketahanan terhadap hama dalam kebersihan dan kesehatan, selama periode tertentu, dengan Induk (KBI), dan Kebun Benih Datar
dan penyakit, tahan kekeringan memberikan jaminan keberhasilan persentase pertumbuhan tanaman (KBD). Benih tebu dihasilkan melalui
dan rendemennya tinggi. Varietas produksi kepada petani. sebagai indikator kinerja. laboratorium kultur jaringan dan
tersebut meningkat kan pendapatan Irawan menganggap pentingnya “Hasil menunjukkan, setelah kemudian ditanam di lahan sebagai
petani. benih berkualitas tidak hanya lima kali aklimatisasi, rata-rata KBN.
Menurut Irawan, salah satu berdampak pada hasil panen pertumbuhan mencapai 80% atau Panen tebu dari KBN selanjutnya
alternatif inovatif yang dapat yang lebih baik, tetapi juga pada setara dengan 80.000 tanaman ditanam sebagai KBI. Setelah itu, hasil
diterapkan dalam produksi benih produktivitas dan keberlanjutan berhasil beraklimatisasi dan siap panen KBI ditanam sebagai KBD.
tebu berkualitas adalah melalui pertanian. “Dengan memanfaatkan untuk fase selanjutnya. Semakin Akhirnya, benih hasil KBD digunakan
metode kultur meristem. Salah satu metode kultur meristem, produsen sering aklimatisasi dilakukan, sebagai benih sebar untuk kebun
alasannya dapat menghasilkan benih benih dapat menghasilkan benih semakin besar pula persentase produksi. Plantlet hasil laboratorium,
tebu berkualitas bebas penyakit, tebu yang unggul secara genetik dan tanaman yang berhasil beradaptasi,” setelah melewati proses ini, siap
termasuk virus. Distribusi benih tebu bebas dari penyakit,” tuturnya. ujarnya Irawan yang melakukan untuk ditanam di lahan sebagai KBN.
ke petani lebih cepat hanya sekitar 1 – Selain itu, inovasi dalam aklimatisasi dengan cara sederhana. Dalam skenario ini, menurut
2 tahun. Jauh dibandingkan dengan produksi benih tebu juga dapat Dalam menghitung waktu dan Irawan, kebutuhan benih 1 ha
sebelumnya yang mencapai 10-12 menjadi kunci dalam mendukung luas lahan yang dibutuhkan untuk mencakup 14.000 polybag. Dengan
tahun. pertanian berkelanjutan. Tanaman mencapai generasi berikutnya (G1), standar sertifikasi 1 banding 6, artinya
“Alternatif produksi benih tebu yang diperoleh melalui metode data menunjukkan, setiap tingkat setiap mata tebu dihasilkan dari 6
berkualitas melalui kultur meristem kultur meristem memiliki potensi aklimatisasi memiliki estimasi polybag. Karena itu, untuk memenuhi
menjadi langkah inovatif yang akan adaptasi yang lebih baik terhadap waktu yang berbeda. Aklimatisasi standar tersebut, 1 ha memerlukan
mendukung distribusi tebu ke petani perubahan lingkungan, mengurangi pertama memakan waktu tiga 60.000 mata tebu (14.000 polybag
dengan lebih cepat, sekitar 1 hingga 2 ketergantungan pada penggunaan bulan. Sedangkan aklimatisasi kedua x 6 mata tebu per polybag). “Dalam
tahun,” ujarnya. pestisida dan pupuk kimia. memerlukan waktu dua bulan. memproduksi bibit, kami melibatkan
Irawan mengungkapkan, teknik Irawan mengungkapkan, Dengan menghitung rata-rata ibu-ibu,” ujarnya. Gsh/yul