Page 136 - My FlipBook
P. 136
Bagian Ketiga
kebudayaan yang diciptakan oleh orang Islam atau masyarakat Islam, tetapi
kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan yang bersifat
Islami, meskipun ia muncul dan timbul dari orang atau masyarakat yang non
muslim. Artinya, suatu kebudayaan yang muncul di luar masyarakat Islam
atau dicipta oleh orang di luar Islam, tetapi apabila dilihat dari kacamata Islam
(al-Qur’an dan Sunnah) ia sesuai dengan pesan dan nilai-nilai Islam, ia dapat
dikatakan sebagai kebudayaan Islam. Sebaliknya, meskipun kebudayaan itu
muncul dari masyarakat Islam atau orang Islam, namun isinya berbeda bahkan
bertentangan dengan pesan dan nilai-nilai Islam, ia bukanlah kebudayaan
Islam. Dengan demikian, suatu kebudayaan dikatakan Islam atau tidak, tidak
diukur apakah kebudayaan itu diciptakan/dimunculkan oleh orang atau
masyarakat Islam atau non Islam, tetapi apakah kebudayaan itu sesuai dengan
pesan-pesan atau nilai-nilai Islam atau tidak.
Atas dasar pengertian di atas, maka hakekat kebudayaan Islam adalah
perwujudan pemikiran dan tindakan manusia dalam kedudukannya sebagai
hamba Allah dan sekaligus sebagai khalifah Allah. Atau aktualisasi dari
hablun minallah dan hablun minannas, atau aktualisasi peribadatan manusia
kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya.
Untuk mewujudkan kebudayaan yang demikian maka perlu
dikembangkan pemikiran-pemikiran dan pandangan-pandangan yang
bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah, yang meliputi:
Pertama, bahwa hidup itu adalah untuk beribadah (QS. adz-Dzariyat:
56) dan melaksanakan fungsi kekhalifahan (QS. al-Baqarah: 30; al-Ahzab: 72;
al-An’am: 165; Hud: 61).
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (adz-Dzariyat 56)
124