Page 137 - My FlipBook
P. 137
Isu-Isu Keummatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (al-
Baqarah 30)
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi,
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.
(al-Ahzab 72)
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
meninggikan sebahagian atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya
Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-An’am 165)
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu
Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya,
kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat
dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya)”. (Hud
61)
Atas dasar pandangan ini, maka ide, pemikiran, gagasan dan tindakan
manusia harus diarahkan untuk beribadah dan melaksanakan fungsi
kekhalifahan. Dan untuk ini manusia muslim harus berusaha sekuat tenaga
untuk mewarnai kehidupan dunia ini dengan ajaran dan nilai-nilai Islami,
guna mewujudkan rahmatan lil ‘alamin.
Kedua, bahwa manusia secara keseluruhan itu merupakan satu kesatuan
(ummatan wahidah) (QS. al-Baqarah: 213; al-Hujarat: 13).
125