Page 237 - My FlipBook
P. 237
Isu-Isu Keummatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal
moderat), saling mendukung dan memperkuat, serta tidak saling
memperlemah dan meniadakan kelompok lain yang berbeda.” 114
Permasalahan takfir merupakan sesuatu yang teramat berat dalam
timbangan ajaran Islam yang sebenar-benarnya, berimplikasi jauh di dunia
dan akherat. Sebab itu siapapun juga, terlebih para da’i dan muballigh
hendaklah memahami permasalahan ini dengan sebaik-baiknya, serta
meletakkannya di atas mizan syariah seadil-adilnya, dengan
mempertimbangkan segala kaidah yang terkait dengan masalah keimanan
dan kekufuran. Sebab bisa saja, satu kaidah tertentu yang bersifat global
akan dijelaskan oleh kaidah lainnya yang terperinci, dan seterusnya.
Pendek kata, pengetahuan mendalam tentang berbagai kaidah syari’ah
dalam masalah takfir seharusnya dipahami dan dijadikan sebagai sudut
pandang dalam suasana kehati-hatian, dan penuh tanggungjawab.
B. Pengertian dan Pembagian Takfîr
Secara etimologis, “takfîr” (ريـــفكت) merupakan kata benda yang
berasal dari kata “kaffara” ( َ رــــَّفــَك), bentuk kata kerja transitif dari “ka-fa-
ra” ( ف – ك - ) yang berarti, “menutup sesuatu”. Sebagaimana waktu
ر
malam dalam tradisi bahasa Arab disebut “kâfir” sebab ia menutupi mata
dari melihat seseorang. Demikian pula seorang petani disebut seperti itu
sebab ia menutupi biji-bijian atau benih ke dalam tanah. Secara mutlak,
114 Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Berita Resmi Muhammadiyah, nomor 1/2015-2020/Zulhijjah
1436 H-September 2015 (Yogyakarta: Gramasurya, 2015), hlm. 112-113
225