Page 255 - My FlipBook
P. 255

Isu-Isu Keummatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal


                  Al-Wasathiyah : Moderasi Paham & Pengamalan Islam


                    Muh. Waluyo, Lc., M.A  149  & Mulkhlis Rahmanto, Lc., M.A. 150




        A.  Pendahuluan

                   Dalam  diskursus  prilaku  keberagamaan  umat,  terdapat  dua  sikap  yang

           paradoks;  ifrâth (ekstrim kanan), sebagai sikap ekstrem atau berlebihan dalam
           menjalankan agama, dan sebaliknya tafrȋth (ekstrim kiri) yaitu sikap ekstrem atau

           berlebihan  dalam  mengurangi  ukuran  yang  semestinya  dalam  beragama.

           Paradoksi beragama dalam tradisi tiga agama besar di dunia tampak dalam prilaku
           keberagamaan Yahudi dan Nashrani, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an.

           Misalnya saja, sikap orang-orang Yahudi yang berlebihan merendahkan harkat
           dan martabat Nabi Isa ‘alaihissalam yang mereka yakini sebagai “anak pezina”

           (tafrȋth).  Sementara  orang-orang  Nashrani  melabelinya  sebagai  “anak  Tuhan”
           yang menunjukkan sikap berlebihan dalam menyanjungnya (ifrâth).   151





           149  Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Periode : 2015-2020, Dosen IAIN
           Surakarta.
           150   Anggota  Majelis  Tarjih  dan  Tajdid  Pimpinan  Pusat  Muhammadiyah,  Periode  :  2015-2020,
           Dosen Prodi Ekonomi Syariah FAI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
           151  Kedua sikap tercela tersebut difirmankanNya :
                                             ُ
                                                                        َ
                                                                                     َ
            اَّمَع ُهَناَحْبُس  َ وُه  َّ لَِّإ َهَلِإ  َ لَّ اًد ِ حا َ و اًهَلِإ اوُدُبْع   َيِل  َّ لَِّإ او ُ رِمأ اَم َ و  َ مَي ْ رَم  َنْبا  َحيِسَمْلا َ و ِ َّ اللّ  ِ نوُد  ْنِم اًباَب ْ رأ  ْمُهَناَبْه ُ ر َ و  ْ مُه َ راَبْحأ او ُ ذَخَّتا
                                                                                        َنوُك ِ رْشُي
           “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah
           dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh
           menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci
           Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al-Taubah/9:31)
                                        َ
                                                     ُ
                                                                                         َ
                                  َ
                        ُ
                     اًّيَِِب ِكُّمأ  ْتَناَك اَم َ و  ٍ ْ وَس أ َ رْما   ِكوُبأ َناَك اَم َنو ُ راَه  َتْخأ اَي . اًّي ِ ر َ ف اًئْيَش ِتْئ ِ ج ْدَقَل  ُ مَي ْ رَم اَي اوُلا َ ق ُهُلِمْحَت اَهَم ْ و َ ق ِه ِ ب  ْتَتأ َ ف
           “Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata:
           "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara
           perempuan  Harun,  ayahmu  sekali-kali  bukanlah  seorang  yang  jahat  dan  ibumu  sekali-kali
           bukanlah seorang pezina." (QS. Maryam/19:27-28)


                                                                                       243
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260