Page 347 - My FlipBook
P. 347
Tantangan Pemikiran dan Ideologi Klasik & Kontemporer
Kedua, kepercayaan TME yang basisnya berupa wadah-wadah sosial
yang kelahirannya diperkirakan pada awal abad ke-20 dan seterusnya.
Kepercayaan TME jenis terakhir ini bisa muncul dikalangan rakyat jelata
(grass root) dan bisa pula muncul di kalangan elite, misalnya dari kalangan
intelektual atau memiliki darah biru (bangsawan), paling tidak dalam “gelar
keningrata” (misalnya Budi Luhur didirikan oleh Prof. Dr. Bendara Baden Mas
(BRM) Tjokrodiningrat /10 Mei 1946/. Ilmu Sedjati didirikan oleh Raden (R)
Soedjono Prawirosocdarso /10 Oktober 1925 di Caruban, Madiun/,
Paguyuban Sumarah didirikan oleh Raden Ngabehi (R. Ng.) Soekirnohartono,
seorang pewagai Kasultanan Yogyakarta /8 September 1935/, Paguyuban
Ngosti Tunggal (Pangestu) didirikan oleh Raden ® Soenarto Mertowardoyo
/20 Mei 1949/, Susila Budi Dharma (Subud) didirikan oleh Mohammad Subuh
Sumodidjojo /19 Oktober 1964 di Jakarta/, Aliran Perjalanan didirikan oleh
Mohammad Kartawinata, Mohammad Rasid dan Sumitra /17 September 1927
di Kampung Cimerta, Subang, Jakwa Barat/, dan sebagainya) (Nurdjana,
2009: 74-108). Seperti telah disinggung di atas, bahwa di kalangan elite ini ada
nuansa terpengaruh oleh gerakan theosofi yang mulai marak di Indonesia,
yaiut sejak kepemimpinan Helena Petrova Blavatsky digantikan oleh Dr.
Annie Besant pada tahun 1895 di tingkat kepemimpinan dunia (Nugraha,
2001: 9-19.
Dengan adanya 2 (dua) jenis Keprcayaan TME di atas, akan teruji nanti
mana yang lebih tahan hidup dari kedua jenis Kepercayaan TME tersebut. Hal
ini mengingat bahwa Kepercayaan TME jenis kedua (yang rata-tata lahir
setelah abad ke-20) tampaknya lebih terfokus pada kewibawaan tokoh-tokoh
pendirinya. Bahwa bila kaderisasi ketokohan dari Kepercayaan TME tersebut
kurang bagus, maka nasib hidup Kepercayaan TME mesti gampang terancam.
Terdapat juga kesan, bahwa daya tahan hidup Keprcayaan terehadap TME
teresebut lebih banyak tergantung pada daya-vital keorganisasiannya. Jadi,
militansi keorganisasiannya menjadi tumpuan.
Lain halnya dengna Kepercayaan TME yang berbasis karifan lokal
(local genius) yang diperkirakan umurnya telah ratusan tahun (yang biasanya
telah mengendap dalam adat suku setempat), maka dimungkinkan nasib
umurnya hanya ditentukan oleh : apakah ajarannya yang bersifat turun-
temurun tesebut mampu menghadapi tantangan kemajuan zaman yang terus-
menerus berubah dan pengaruh peradaban dunia yang tidak bisa dibendung
dan dihindari lagi. Mungkin yang menjadi persoalan untuk jenis Kepercayaan
335