Page 477 - My FlipBook
P. 477
Tantangan Pemikiran dan Ideologi Klasik & Kontemporer
Di samping itu, sikap menghargai perbedaan juga ditegaskan Allah SWT
dalam Surah Al-Kafirun ayat 1-6.
ي
ي
ي
اَّ م دباع نََّأ َ َّو (3) دبعَأ ام نودباع متنَأ َ َّو َ (2) نودبع ت ام دبعَأ َّ 1 ) َ (نورفاَ كْلا اهُْ يَأ يَ لُ ق
َ
َ ُ ُْ
ٌ َ َ
َ ُ ُْ َ
َ ُ َ ُْ
ُ ُْ َ
َ
ُ
َ َ ْ
ي
ي
ي
(6) ي نيد ي لِو مُ كنيد مُ كَ ل (5) دبعَأ ام نودباع متنَأ َ َّو َ (4) ُْ تّدبع
ْ ََ
َ ُ َ ُْ
َ َ ْ ُ ْ
ُ ُْ َ
(1) Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, (2) Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah, (3) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah, (4) Dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (5) Dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, (6) Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku (QS. Al-Kafirun:1-6).
Ayat 272 Surah Al-Baqarah dan Surah Al-Kafirun ayat 1 – 6 di atas
merupakan prinsip HAM dalam beragama dan dalam menghormati perbedaan.
Ayat ini juga menganjurkan agar setiap orang beriman agar tetap teguh dalam
beragama tanpa terpengaruh dengan ajaran lainnya.
Prinsip-prinsip HAM lainnya yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia adalah ajaran Islam yang melarang diskriminatif, ketidakadilan dan
ketimpangan sosial. Al-Qur’an komitmen terhadap ketidak-adilan ekonomi seperti
yang ditegaskan dalam Surah Al-Hashr ayat 7 dan Surah At-Taubah ayat 60. Dua
ayat tersebut melarang kekayaan hanya dimiliki oleh orang-orang yang kaya saja.
Hal tersebut mengandung makna bahwa Islam sangat peduli pada orang-orang
yang tertindas yang perlu ditolong untuk meningkatkan harkat dan martabatnya.
Dengan kata lain, melakukan pembiaran atas nasib orang-orang miskin dan
terlantar adalah termasuk katagori melanggar HAM.
Pada konteks sosial, Islam juga memiliki semagat untuk membangun harkat
dan martabat manusia melalui nilai-nilai kekeluargaan yang terimplementasi
dalam kehidupan keluarga maupun antar keluarga sehingga terbentuk
keharmonisan yang abadi, yang di dalamnya memancar nilai gotong royong,
kerjasama, saling menghormati, dan lain sebagainya. Keharmonisan dan
kekeluargaan yang menjadi aspek dalam meningkatan harkat dan martabat
manusia dapat ditemukan dalam Q.S. 2:83, 4:36, dan 6:161. Ayat-ayat tersebut
juga mengisyaratkan bahwa peningkatan harkat dan martabat manusia hanya bisa
dicapai jika dikaitkan dengan aspek keadilan ekonomi, sosial, dan politik.
465