Page 260 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 260

Studi yang dilakukan oleh Internasional IDEA menunjukan sebagian besar
           penyelenggara pemilu menggunakan pendekatan baseline dan pendekatan
           ini dinilai tidak efktif dan tidak cocok diterapkan karena:

           1. Aktivitas  dan  program  lembaga  penyelenggara  pemilu  (LPP)  dapat
              berbeda-beda dari tahun ke tahun, tergantung dari siklus pemilu di suatu
              negara,  besaran  dana  yang  digunakan  LPP  pada  suatu  periode  tidak
              serta-merta dapat digunakan sebagai dasar estimasi anggaran di periode
              berikutnya;
           2. Menggunakan anggaran pemilu dari periode tiga, empat, atau bahkan
              lima  tahun  yang  lalu  mengandung  resiko  bahwa  berbagai  perubahan
              kondisi,  kemajuan  teknologi,  dan  inflasi  yang  terjadi  selama  itu  tidak
              mendapat perhatian lebih baik;
           3. Perubahan proses kepemiluan menciptakan berbagai aktivitas dan biaya
              baru  yang  tidak  bisa  diestimasi  berdasarkan  kebutuhan-kebutuhan
              sebelumnya;
           4. Kemungkinan besar akan selalu ada variasi biaya dari tahun ke tahun
              akibat meningkatnya penggunaan teknologi jenis baru di dalam berbagai
              aktivitas LPP, seperti registrasi pemilih, komunikasi informasi dan sistem
              manajemen, pemungutan suara, atau pengumuman hasil pemilu. Akibat
              penggunaan  teknologi,  metode  kerja  LPP  juga  berubah,  sehingga
              menyebabkan naik atau turunnya biaya di berbagai aspek kerja LPP (Wall
              et. al. 2016: 198).

           Metode  zero  base  yang  sifatnya  lebih  dinamis  dan  terbuka  terhadap
           perubahan sering kali direkomendasikan untuk diterapkan dalam formulasi
           anggaran yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu. Situasi ini disebabkan
           karena  pendekatan  zero  base  mampu  merespon  dan  menyesuaikan
           kebutuhan anggaran sesuai dengan dinamika pemilu, termasuk perubahan-
           perubahan desain sistem pemilu yang terjadi. Di samping itu, karena model
           penganggaran  ini  mementingkan  desain  perencanaan  yang  matang
           sehingga dalam praktiknya dapat meningkatkan akuntablitas penggunaan
           berdasarkan apa yang sudah direncanakan.


           Dalam  praktiknya,  terdapat  pula  negara-negara  yang  dalam  perumusan
           anggaran penyelenggaraan pemilu berdasarkan biaya pemilu permilih dan
           sistem  kepartaian  di  suatu  negara.  aceproject.org  mendata  terdapat
           beberapa  negara  yang  menghitung  besaran  anggaran  penyelenggara
           pemilu per pemilih yang rentangnya kurang lebih $1 sampai $3 per-pemilih

    244     BAB 6 – MANAJEMEN PENYELENGGARA PEMILU
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265