Page 158 - ASTRONOMI DAN ASTROFISIKA
P. 158

10. TATA SURYA



                    10.1. TEORI ASAL-USUL TATA SURYA

                                 Banyak  teori  yang  berusaha  menjelaskan  tentang  terbentuknya  tata  Surya,
                          misalkan Teori kabut Kant – Laplace, Teori planetesimal, Teori pasang dan Teori
                          bintang kembar. Dari keempat teori tersebut, teori kabut dari Immanuel  Kant dan
                          Laplace-lah yang lebih masuk akal, dan kemudian diperbaiki oleh astronom seperti
                          Fred Hoyle, Weizacher dan Kuiper menjadi Teori protoplanet, yang sementara ini
                          diterima sebagai teori pembentukan tata Surya.

                                 Teori bintang kembar menyatakan bahwa dulu terdapat sistem bintang ganda.
                          Bintang  satunya  meledak  kemudian  menjadi  kepingan-kepingan  yang  kemudian
                          terkondensasi  membentuk  planet.  Teori  planetesimal  mirip  dengan  teori  pasang,
                          menyatakan  pada suatu waktu suatu bintang berpapasan dengan Matahari pada jarak
                          yang tidak begitu jauh. Oleh karena tarikan gravitasi bintang yang lewat, sebagian
                          massa  Matahari  berbentuk  cerutu  tertarik  ke  arah  bintang  itu.  Ketika  bintang
                          menjauh,  massa  tadi  sebagian  terjatuh  kembali  ke  Matahari  dan  sebagiannya
                          terkondensasi membentuk planet-planet.

                                 Teori protoplanet pada dasarnya menyatakan bahwa tata Surya terbentuk dari
                          gumpalan    awan  gas  dan  debu.  Dasar  pemikiran  itu  didukung  dengan  banyaknya
                          gumpalan  awan  seperti  ini  diamati  di  seluruh  jagad  raya.  Awan  tadi  kemudian
                          mengalami pemampatan akibat pengaruh gravitasi, sehingga partikel-partikel debu
                          tertarik menuju pusat awan, membentuk gumpalan bola, dan mulai berotasi. Begitu
                          partikel-partikel di pinggir tertarik ke dalam, kecepatan rotasi pun bertambah sesuai
                          hukum  kekekalan  momentum  sudut.  Akibat  rotasi  yang  cepat  ini,  gumpalan  gas
                          mulai memipih membentuk cakram yang tebal di tengahnya dan tipis di bagian tepi.
                          Bagian tengah berotasi  lebih cepat  sehingga partikel-partikel bagian tengah saling
                          menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar. Bagian tengah yang berpijar ini
                          adalah protosun yang pada akhirnya menjadi Matahari.

                                 Bagian  tepi  berotasi  cepat  sehingga  terpecah-pecah  menjadi  banyak
                          gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan-gumpalan yang terletak dalam
                          satu  ―orbit‖  ini  kemudian  menyatu  membentuk  protoplanet.  Protoplanet,  berotasi
                          dan akhirnya membentuk planet dan satelit-satelitnya.












                                                                       Astronomi dan Astrofisika  157
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163