Page 73 - ASTRONOMI DAN ASTROFISIKA
P. 73

Hubungan antara sudut orbit (ζ atau ν) dapat dirumuskan sebagai:

                            1  r  2  d    1 c  dt                                                  (4.14)

                            2           2

                           Ruas  kiri  adalah  luas  segitiga  yang  disapu  vektor  radius  (vektor  yang
                           menghubungkan kedua benda) dalam waktu  dt. Untuk suatu selang waktu yang
                           tetap,  ruas  kanan  berharga  tetap  pula.  Ini  adalah  Hukum  Kepler  kedua  yang
                           menyatakan  bahwa  luas  daerah  yang  disapu  vektor  radius  dalam  selang  waktu
                           yang sama akan sama pula. Akibat hukum ini benda yang berada dekat perifokus
                           akan bergerak cepat, sedangkan di sekitar apfokus kecepatannya rendah. Integrasi
                           persamaan 4.14 untuk t dari 0 hingga P, dengan P sebagai kala edar orbit (selang
                           waktu benda menempuh sekali keliling orbit), maka

                                1
                            A    cP                                                                 (4.15)
                                2

                            dimana c   vp
                            dengan A sebagai luas elips

                            A    a  b
                              

                                               1
                            karena b    1 ( a  e 2 )  , maka
                                               2

                                            1
                            A   a 2  1 (  e 2 )                                                   (4.16)
                                            2

                            Jadi,

                                              1
                                  
                            cP   2 a 2  1 (  e 2 )                                                 (4.17)
                                              2

                                     2
                            Karena  c   p  , sedangkan     G (M  m ) , maka


                                                1                   1
                                                        
                             1(a  e 2 ) G (M  m   )  2  P   2 a 2  1 (  e 2 )
                                                                    2

                                                   4 2  a 4  1 (  e 2 )
                              1 ( a  e 2 ) G (M  m ) 
                                                        P 2

                            a 3    G (M   m )                                                      (4.18)

                            P 2      4 2







                                                                       Astronomi dan Astrofisika  72
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78