Page 13 - E - MODUL EKONOMI KREATIF
P. 13
A17, Surabaya. Selain itu terdapat pula mini office di Jalan Gebang Wetan 2B, Sukolilo,
Surabaya.
Jika ditinjau dari jenis produk yang ditawarkan, Sego njamoer termasuk ke dalam
industri kreatif subsektor kuliner yang hasil akhirnya tergolong kategori barang specialty
foods. Artinya produk ini memiliki keunikan tersendiri yang membutuhkan kreativitas dalam
penciptaannya. Pada masa-masa awal Sego Njamoer hanya memiliki satu rasa, yaitu rasa
original dengan harga awal sekitar Rp 3.500,00. Namun saat ini Sego Njamoer telah memiliki
6 varian dengan kisaran harga berbeda, antara lain Golden Rice Chrispy, Sego
Njamoer Gulai, Sego Njamoer Rendang, Sosis Solo Njamoer, Pentol Njamoer dan Sego
Njamoer Original. Semakin dikenalnya nama Sego Njamoer melalui berbagai penghargaan,
diiringi dengan semakin banyak pula outlet yang dibuka. Saat ini telah ada sekitar 90 outlet
Sego Njamoer di 16 kota di seluruh indonesia.
Berdasarkan sumber buku ekonomi kreatif “Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2015”,
empat prinsip utama pengembangan ekonomi kreatif adalah penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, design thinking, seni dan budaya sebagai inspirasi, serta media sebagai saluran
distribusi dan presentasi karya dan konten kreatif. Dari keempat prinsip tersebut produk Sego
Njamoer telah menerapkannya. Prinsip penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
media sebagai saluran distribusi dan presentasi karya dan konten kreatif telah diterapkan
dalam hal pemasaran produk melalui website resmi di www.segoenjamoer.com maupun
media sosial. Sementara prinsip design thinking dan seni budaya sebagai inspirasi diterapkan
dalam mencentuskan ide awal konsep Sego Njamoer serta desain kemasan dan cara penyajian
produk. Produk kuliner Sego Njamoer ini menerapkan sistem waralaba, tetapi bukan
waralaba murni, karena bila ada orang lain yang berminat membuka booth mereka cukup
membeli semua perlengkapan, mulai dari booth, hingga teknik memasak dan
memasarkannya, tanpa harus memberi persentase penghasilan lagi, kecuali untuk yang
membeli bahan dari mereka. Booth yang digunakan membutuhkan space 2M x 1.5M. Usaha
ini cukup banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari jumlah outlet Sego
Njamoer yang cukup banyak.
Sebagaimana disebutkan dalam sumber “Ekonomi Kreatif: Rencana Aksi Jangka
Menengah 2015-2019” beberapa hambatan masih ditemukan dalam pengembangan ekonomi
kreatif di Indonesia. Kendala-kendala tersebut antara lain minimnya ketersediaan sumber
daya manusia kreatif yang profesional dan kompetitif, penyediaan sumber daya pendukung
yang berkualitas, beragam dan kompetitif, penguatan struktur industri yang berdaya saing,
tumbuh, dan beragam, penyediaan pembiayaan yang sesuai dan kompetitif, perluasan pasar
13