Page 17 - E - MODUL EKONOMI KREATIF
P. 17

usahanya.  Kebutuhan  modal  finansial  terutama  untuk  membeli  bahan  baku,  peralatan,  dan

               operasional  perusahaan.  Berdasarkan  hasil  survei  tersebut,  penulis  berhipotetis  bahwa
               kekurangan modal dapat menyebabkan usaha kecil dan menengah terjerat dalam lingkaran

               ketergantungan  yang  tidak  berujung  pangkal  dan  membuat  para  pengusaha  industri  kecil
               lama-lama  menjadi  buruh.  Kekurangan  modal  material  dan  modal  intelektual  dapat

               menyebabkan perusahaan kecil dan menengah ketergantungan pada berbagai aspek, seperti
               bahan  baku,  bahan  penolong,  teknologi,  desain  dan  pemasaran.  Semua  aspek  yang

               dibutuhkan oleh usaha kecil dan menengah tersebut  dimiliki oleh pengusaha besar. Modal

               yang diperlukandiperlukan untuk membeli bahan baku dan teknologi biasanya dimiliks oleh
               pengusaha  besar  yang  memiliki  akses  modal,  menguasai  pasar  dan  memiliki  teknologi.

               Pemilik  modal  menguasai  informasi  pasar  sehingga  pengusaha  kecil  dan  menengah

               ketergantungan kepada pemilik modal yang menguasai pasar. Harga bahan baku dan harga
               produk hasil industri kecil dan menengah kedua-duanya sangat  bergantung dan ditentukan

               oleh  pemilik  modal.  Demikian  juga,  desain  dan  teknologi  ditentukan  oleh  pemilik  modal
               yang menguasai pasar, sedangkan pengusaha kecil mengikuti kemauan pemilik modal, baik

               bahan  baku,  teknologi,  desain,  pasar,  harga  jual  produk,  maupun  harga  beli  bahan  baku.
               Akibatnya,  pengusaha  kecil  dan  menengah  menjadi  ketergantungan  dan  hanya  menerima

               manfaat ekonomi sesuai dengan selisih antara harga jual dan harga beli yang kedua-duanya

               ditentukan oleh pemilik  modal. Dengan pola seperti  itu, maka pengusaha kecil tidak akan
               berkembang  dan  lama-kelamaan  menjadi  pekerja  dan  bekerja  dengan  "sistem  maklon".

               Maklon adalah mengerjakan barang milik orang lain, dengan besarnya upah ditentukan oleh
               pengusaha  dan  bergantung  pada  banyaknya  barang  yang  dapat  dikerjakan  atau  dihasilkan.

               Persoalan lain muncul, bagaimana bila perusahaan kecil itu diberi modal dengan jumlah yang
               melebihi dari volume usahanya? Contoh pertama, penjual asongan atau kios-kios kecil yang

               omzet penjualan sehari-harinya Rp50.000 diberi modal 10 juta supaya volume penjualannya

               meningkat, padahal mereka berusaha dengan volume penjualan dan pangsa pasar yang kecil.
               Contoh lainnya, perusahaan kecil yang volume usahanya Rp100.000 per hari diberi modal

               Rp50  juta,  apakah  mampu  mengembangkan  usahanya  menjadi  berskala  besar?  Padahal

               produk  dan  pangsa  pasarnya  sudah  seperti  itu  secara  turun-temurun?  Jawabannya,  belum
               tentu. Modal material-uang dan fasilitas memang diperlukan, tetapi bukan satu-satunya yang

               menentukan perkembangan usaha. Modal apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pengusaha
               kecil dan menengah? Bagaimana mereka dapat mengembalikan pinjaman modal tadi? Mari

               kita perhatikan ilustrasi berikut.




                                                                                                       17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22