Page 14 - E - MODUL EKONOMI KREATIF
P. 14

bagi  karya  kreatif,  penyediaan  infrastruktur  teknologi  yang  sesuai  dan  kompetitif  dan

               penguatan kelembagaan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif.
                       Dalam  pengembangan  sub-sektor  kuliner  pada  ekonomi  kreatif  Sego  Njamoer,

               pemilik mengaku belum menemui kendala-kendala yang berarti dari segi pendanaan. Usaha
               kreatif yang mulai dirintis tahun 2010 melalui Program Kreatifitas Mahasiswa dan Program

               Mahasiswa Wirausaha  ini mendapatkan modal awal  usaha dari Pemerintah melalui DIKTI
               (Direktorat  Jenderal  Pendidikan  Tinggi).  Upaya  dari  pemerintah  ini  telah  sejalan  dengan

               sasaran  untuk  menciptakan  pembiayaan  yang  sesuai  dan  mudah  diakses,  sebagaimana

               tercantum  dalam  Rencana  Pengembangan  Ekonomi  Kreatif  Indonesia  2015–2019.  Untuk
               meningkatkan permodalan serta sekaligus sebagai upaya branding produk ke pasar yang lebih

               luas,  pemilik  aktif  mengikuti  berbagai  macam  lomba  kewirausahaan  baik  yang

               diselenggarakan oleh pemerintah, universitas maupun organisasi.
                       Pemilik mengaku sumber pasokan bahan baku pembuatan Sego Njamoer yang berupa

               Jamur putih pun relatif mudah diperoleh. Terciptanya produk kreatif Sego Njamoer memang
               turut dilatarbelakangi oleh keinginan untuk membantu menyerap hasil pertanian jamur. Saat

               ini sumber pasokan utama jamur diperoleh dari petani jamur di Pandaan, Pacet dan Trawas.
               Untuk  mempertahankan  serta  meningkatkan  produk  ini,  pemilik  terus  berinovasi  baik  dari

               segi tampilan maupun jenis produk yang dihasilkan. Inovasi yang dikembangkan disesuaikan

               dengan selera konsumen. Preferensi konsumen diketahui dari hasil kuesioner yang dilakukan
               secara berkala.


               KESIMPULAN


                       Salah satu contoh penerapan ekonomi kreatif dalam sub-sektor kuliner adalah Produk

               kreatif  Sego  Njamoer  yang  berpusat  di  Surabaya.  Mulai  dirintis  pada  tahun  2010  melalui
               dana  hibah  Program  Kreativitas  Mahasiswa  Kewirausahaan.  Usaha  ini  merupakan  usaha

               waralaba  yang saat ini telah tersebar sekitar 90 outlet Sego Njamoer di  16 kota di seluruh
               Indonesia.  Sego  Njamoer memiliki  6  varian  produk  olahan  jamur  dengan  kisaran  harga

               berbeda.  Usaha  ini  mampu  menyerap  tenaga  kerja  terdidik  sebesar  20%  dari  total  seluruh

               karyawan. Hingga saat ini Sego Njamoer telah mendapat berbagai macam penghargaan.


                       Ekonomi kreatif di Indonesia memiliki 15 sub-sektor yang salah satunya adalah sub-
               sektor kuliner. Ruang lingkup subsektor kuliner di Indonesia dibagi ke dalam dua kategori

               utama, jika ditinjau dari jenis produk yang ditawarkan, yaitu jasa kuliner dan barang kuliner.
               Jasa kuliner (foodservice) ditinjau dari  aspek persiapan dan penyajiannya, dapat  dibagi  ke



                                                                                                       14
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19