Page 25 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 25

Sangkot Marzuki



                     hidup  dan  perangai  sains  dalam  berfikir  kritis  terlihat  jelas

                     dari dalam pribadi Achmad Mochtar yang digambarkan dalam

                     buku ini.

                             Pendidikan dokter yang sangat panjang di STOVIA, tiga
                     tahun bagian persiapan dan tujuh tahun bagian kedokteran,

                     tentunya berperan penting dalam pembentukan karakter dari

                     lulusannya. Hidup bersama selama sepuluh tahun dalam

                     asrama, dengan pengawasan disiplin dan tatacara yang ketat,
                     tentunya berperan penting dalam pembentukan karakter

                     mereka. Bukan saja dalam membangun kesadaran kebangsaan,

                     tetapi juga dalam membentuk disiplin hidup dan cara berfikir.

                     Mungkin  ini  yang  dimaksud  oleh  St.  Takdir  Alisjahbana

                     sebagai kebudayaan Indonesia baru, yang bebas tetapi tidak
                     meninggalkan kebudayaan pre-Indonesia, dalam polemik

                     kebudayaan 85 tahun lalu .
                                                      7
                             Achmad Mochtar, bersama Raden Soesilo dan Mas

                     Sardjito,  memulai  pendidikan  dokternya  di  awal  abad  ke-
                     20, saat dimulainya pendidikan STOVIA yang baru, hasil

                     reformasi Sekolah Dokter Djawa; reformasi yang diawali oleh

                     Christiaan Eijkman yang merangkap menjadi Direkturnya

                     selama delapan tahun (1888-1896). Jumlah siswanya juga sangat

                     kecil, menghasilkan tidak lebih dari 15 lulusan setiap tahunnya.
                     Ini memungkinkan kedekatan siswa STOVIA dengan pengajar-





                     7  Polemik I, Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru Indonesia – Pre-Indonesia.
                         St. Takdir Alisjahbana, Sanusi Pane dan Poerbatjaraka, seperti dikumpulkan oleh
                         Achdiat K. Mihardja dari Pujangga Baru dan Suara Umum, Agustus-September
                         1935.

                                                           xxiv
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30