Page 291 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 291
Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi
Selain mengumpulkan banyak dokumen dan catatan
wawancara, keduanya juga menulis ke Institute War
Documentation di Amsterdam, Belanda, untuk meminta
informasi, agar bisa menemukan makam Mochtar. Sekitar Juni
2010 sebuah surat elektronik dari Iris Heidebrink yang bekerja
pada NIOD di Amsterdam mengejutkan mereka. Setelah
mendapatkan info, pada 10 Juni 2010 keduanya mendatangi
makam Ereveld, sebuah pemakaman kehormatan Belanda di
kawasan Ancol, Jakarta. Isi surat itu menunjukkan dengan
tepat lokasi makam Mochtar di Ereveld Ancol. Sementara dari
catatan dan informasi yang diperoleh di Indonesia tidak seorang
pun yang mengetahui lokasi pemakaman tersebut (Marzuki &
Baird, 2020:258). Temuan itu akhirnya menginspirasi upacara
peringatan hari ulang tahun kematian Achmad Mochtar yang
ke-65 di makam Ereved, Ancol pada 3 Juli 2010.
Sangkot dan Kevin yang telah bertekad untuk membongkar
misteri di balik kematian Acmad Mochtar melanjutkan
investigasinya tanpa kenal lelah. Mereka menilai, berbagai bukti
telah menunjukkan bahwa Achmad Mochtar tidak bersalah
dalam tragedi tersebut. Kerja keras ini akhirnya membuahkan
hasil lima tahun kemudian dengan terbitnya buku War Crimes
in Japan-Occupied Indonesia yang menggemparkan kalangan
ilmuwan internasional.
Belakangan baru diketahui bahwa Prof. Moh Ali Hanafiah
yang merupakan asisten Achmad Mochtar di Lembaga Eijkman
sekaligus adik iparnya, sesungguhnya telah menemukan lokasi
makam yang dicari pada akhir 1976. Temuan itu dituangkannya
262