Page 296 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 296
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
diminta oleh Prof. Habibie untuk membuka kembali Lembaga
Eijkman yang telah ditutup setelah 1965, saya sebagai orang
timur meminta restu kepada ibu. Setelah mendengar cerita
saya, ibu lalu menyodorkan sebuah buku kecil dan meminta
saya untuk membacanya. Ternyata itu adalah buku tulisan Prof.
Ali Hanafiah yang memuat kesaksian banyak pihak mengenai
misteri kematian Prof. Dr. Achmad Mochtar yang mengepalai
Lembaga Eijkman di tahun 1943-1944. Seolah-olah ibu saya
berkata, ‘kau pikirlah dahulu sebelum menerima tawaran itu.’”
Ketika ditanya lebih jauh, dari mana ibu beliau memperoleh
buku itu yang hanya dibagikan untuk kalangan terbatas oleh
Yayasan Gedung-Gedung Bersejarah Jakarta, Sangkot menjawab
tidak tahu. Namun, setelah membaca buku tersebut, langsung
terbersit dalam hati Sangkot untuk membongkar kasus itu
walaupun belum tahu bagaimana caranya. Saat itu fokus
utamanya adalah bagaimana menghidupkan kembali Lembaga
Eijkman yang dulu sangat bergengsi ini untuk menggairahkan
riset di Indonesia supaya bisa bersaing dengan negara-negara
lain.
Amanah yang diberikan oleh Habibie untuk
mengharumkan kembali nama Indonesia di dunia riset
kedokteran dapat dijalankan oleh Sangkot dan timnya dengan
baik. Lembaga Eijkman kembali berprestasi di forum ilmiah
internasional yang mencapai puncaknya sampai terjadi krisis
moneter pada 1998.
Sementara momentum awal penelusuran terhadap misteri
kematian Dr. Mochtar seperti yang diungkapkan dalam Drama
267